BAB 5- THE LIST RANK
Beberapa hari semenjak kejadian itu, aku dan rian semakin
sering terlibat pertarungan untuk mempertahankan rankku agar tidak jatuh ke
garis paling bawah, meski terkadang aku hanya bisa mensupport rian dari
belakang dan rian yang bertarung. Setelah kejadian melawan NH tersebut, firdaus
tak lagi bisa bertarung sehebat itu, ia tak mau bergerak sendiri seperti
dahulu, dan sekarang terpaksa aku berkerja keras untuk berlatih bersama rian.
Yah, meski aku hanya berada 4 peringkat diatas peringkat
paling bawah, setidaknya aku bisa bertahan untuk beberapa minggu karena 3 orang
yang berada dibawahku merupakan sesama newborn, dan dari informasi yang
kudapat, lelaki terbawah adalah anak yang dihabisi anggota NH pada malam aku
pertama kali masuk dunia ini.
Masalah besar bagiku adalah, isu aku sudah masuk dunia
seconder sudah tersebar keseluruh anak penjuru sekolah yang juga bisa masuk
dunia tersebut, beberapa diantaranya adalah para preman sekolah yang sering
ngebully aku dikelas 10 dahulu, bisa dipastikan mereka akan segera mengincarku
dalam waktu dekat ini.
pagi hari yang tak begitu cerah didistric debbai hari
ini, hujan gerimis membasahi hampir seluruh distric termasuk sekolahku, aku
hanya termenung duduk sendiri didalam kelas sembari menlihat keluar melalui
kaca besar yang langsung menghadap kelapangan sepak bola disekolah kami,
terlihat rian yang sedang bermain bola bersama teman-temannya.
“hei...yogaa....!!” tiba-tiba suara keras mengejutkanku
datang dari belakang
“eh...diko....ada apa??” jawabku pelan, ternyata dia
diko, preman yang kusebutkan tadi, perasaanku sedikit was-was, entah apa yang
akan dilakukan lelaki ini padaku kelak.
“nanti siang aku tunggu dibelakang sekolah, kalau tidak
datang kuhajar kau....!!!” bentaknya lagi lalu pergi berlalu bersama
teman-teman preman segengnya, aku hanya terdiam tak mampu berkata apa-apa,
badanku gemetaran apa yang harus aku lakukan kelak, mungkin saja mereka akan
segera menghabisiku nanti.
Pelajaran hari ini tak ada yang menarik bagiku, ditambah
rasa cemas menanti siang hari membuatku gelisah sepanjang pagi ini, dan
prilakuku membuat rian kebingungan.
“ada apa ga??, aku lihat kau gelisah terus dari tadi,
apakah ada masalah??” tanyanya
Aku hanya terdiam, sejujurnya tak berani aku ceritakan
hal ini pada temanku satu-satunya tersebut, aku tak mau merepotkannya atau
bahkan bisa saja jika aku melapor kepadanya dia akan ikut dihajar oleh gengnya
diko, bisa saja didunia sana rian mengalahkan mereka, namun didunia ini diko
bisa dengan mudah menghabisi rian jika ia mau.
“ehm..tidak....” jawabku pelan
“owh begitu, jika ada masalah cerita saja, tak usah
malu-malu, owh iya nanti siang sebaiknya kau tak usah terlalu berkeliaran dari
rumah karena aku akan pergi kedistric mortheb bersama silvia untuk bertemu
dengan kelompok itu jadi aku tak bisa menemanimu” jelas rian panjang lebar.
Aku mengerti maksud rian, karena kami tak boleh
sedikitpun membicarakan tentang dunia tersebut didunia ini sehingga rian hanya
berkata seadanya saja. Memang nanti siang rian akan menemani silvia untuk
bertemu anggota 13 guardian untuk membahas mengenai pengganti posisi kakak di
organisasi tersebut, dan kemungkinan mempromosikan silvia sebagai penggantinya,
karena pada dasarnya newmoon yang orang distric lain tahu dipimpin oleh silvia
tanpa mereka tahu bahwa guild besar ini sudah terpecah.
“owh iya baiklah..aku bisa jagi diri kok” jawabku pelan,
meski pada dasarnya aku ragu dengan jawabanku tersebut, karena ancamannya sudah
menantiku nanti siang, diko dan gangnya sudah jelas akan mengganguku atau
bahkan menghabisiku, namun sebaiknya hal tersebut tak kuceritakan ke rian saat
ini.
Bel sekolah berbunyi dengan nyaring seperti biasa, aku
bersama rian keluar bersama menuju gerbang sekolah, terlihat disana gadis manis
berambut pendek berwarna hijau telah menunggu disana,
“hmmm, kau lambat sekali rian….” Gerutu silvia
“maaf….. kau dengar sendirikan bel sekolah baru
berbunyi….” Elak rian
“yah, sudahlah….sebentar lagi waktunya ayo kita segera
berangkat…..” balas silvia
“eh…yoga, jaga dirimu baik – baik selama kami tidak ada,
oke….!!!” Sambung silvia
“eh..ba..baik…” jawabku ragu
Setelah itu keduanya berangkat menuju distric mortheb
menggunakan motor yang dikendarai rian. Ada beberapa menit lagi sebelum jam 1
tiba, jantungku berdegub kencang mengingat janjiku pada diko tadi pagi, aku
masih gelisah apa yang akan dilakukan lelaki tersebut padaku.
“ada baiknya aku segera kebelakang sekolah…” gumamku
pelan
Aku tiba dihalaman belakang sekolah yang rimbun oleh
beberapa pohon besar yang mengelilinginya, diko dan gengnya sudah menunggu
disana.
“heehhh…. Kau punya nyali juga rupanya…” seru diko yang
diiringi oleh tertawa merendahkanku dari teman segengnya.
“dua..dua...delapan...delapan...delapan..lima..lima..dua....buka.....!!!”
ujar kami semua yang berada di halaman belakang sekolah tersebut dengan hamper
bersamaan..
Seperti biasa keadaan berubah menjadi monchrom dan
berhenti,..
Semua dari kami saling menekan tombol handphone masing
masing, kemudia diseluruh kaki muncul lingkaran merah bercahaya dan callers
kami masing-masing muncul dari dalamnya.
Didepanku sekarang terlihat sesosok mahluk besar
berbentuk gorilla besar dengan beberapa parts besi ditangan dan pundaknya,
begitu juga dengan callers milik anggota gang diko, hanya saja ia tak memiliki
part setebal dan sebesar punya callers diko.
“apa kau takut dengan sosok GEORILLAZ, hah,,,!!!, hahahah
dasar pecundang” seru diko.
Aku tak bisa berbuat apa – apa, mataku melirik keatas,
seperti biasa fidaus tetap diam dengan senyum misteriusnya yang menyeringai,
sampai sekarang aku masih tak mengerti maksud dari senyuman tersebut.
“0…0…0……..”
Gorilla besar tersebut dan 2 gorila lainnya berlari
mendekat sesuai dengan gerakan diko dan teman temannya, badanku yang gemetaran
tak bisa berbuat apa – apa, ketika satu pukulan menghantam wajahku, tangan
besar gorilla tersebut juga menghantam wajah kecil yang tertutupi google merah
firdaus…
‘”arghhh…….” Erangku dengan tubuh tersungkur ditanah,
aku mencoba bangkit lagi, kali ini kedua tinjuan dari dua
arah berlawanan anak buah diko akan menghantam tubuhku lagi, namun aku mencoba
menahan keduannya dengan kedua tanganku,
“ehm….kuat juga kau….” Keluh salah satu anak buah diko,
aku berhasil menghentikan kedua pukulan mereka dengan siku ku, begitupun
diatas, firdaus menahan tinju besar gorilla tersebut dengan tangan kurus
panjangnya.
Aku mencoba mengepakkan sayap dan berhasil terbang
menghindari pukulan langsung diko dari depan.
“ergh…ternyata kau bisa terbang….” Seru diko,
“arghhhhh…..” kakiku tergenggam oleh tangan besar diko,
begitupun firdaus gagal terbang tinggi kerena kakinya terjangau oleh gengaman
besar georilazz, lalu dengan mudahnya ia menghantam tubuhku ketanah
“uarghhhhh……” hantaman itu begitu keras, membuat seluruh
badanku terasa begitu sakit yang tak terkirakan, belum lagi aku selesai
merasakan kesakitan itu, satu tendangan keras menghantam perutku hingga aku
terhuyung disudut dinding sekolah…
“erghhh……si..siall….” gumamku sembari memengang perutku
yang kesakitan..
Perlahan badanku sempoyongan tak karuan, semakin lama
semakin lemas hingga pandanganku yang tadinya terang semakin memburam, lama…
hingga akhirnya semuanya gelap…..
*****
“hei….bangun….apa yang kau lakukan disini…??” sebuah
suara merdu perlahan terdengar ditelingaku,
Perlahan aku mencoba membuka mataku, semua pandangan,
angin, dan seluruh warna itu….ia sepertinya ini tidak berada didunia itu lagi,
aku masih tak tahu apa yang dilakukan geng diko dengan tubuhku ditengah ketidak
sadaranku beberapa saat lalu,
“hei…kau sudah sadar…, hee, syukurlah…” lagi – lagi suara
merdu itu terdengar ditelingaku,.
“ehm..si.siiapa…???” gumamku tak jelas, perlahan aku
perhatikan wajahnya dengan seksama…
“e…elisa…??!!! Se..sejak kapan kau disini??” seruku
dengan nada kaget dan gelagapan, iya dia elisa, gadis pintar dari kelas
sebelah, gadis berambut panjang dikuncir belakang berwarna hitam ini, sejujurnya aku merasa begitu gugup, iya elisa
gadis yang selama ini aku perhatikan dari jauh, dalam satu saat terkadang aku
mengagumi gadis ini..
“baru saja, aku melihat kau tertidur disini, sebenarnya
apa yang terjadi padamu??” Tanya elisa dengan nada khawatir
ehm… berarti elisa tak mengetahui mengenai dunia itu,
ehm… berarti elisa tak mengetahui mengenai dunia itu,
“ergh… ti.tiidak apa..apa hanya aku tadi terpeleset dan
terjatuh disini…..” jawabku berbohong,
“itukan berbahaya sekali, sini aku bantu, aku antar kau
ke UKS dahulu…” balas elisa dengan senyum manisnya
“ehm..terima kasih….” Jawabku pelan
Aku terbaring di kasur putih UKS ini, badanku terasa
masih sakit, aku masih bingung bagaimana pertarunganku dengan geng diko
barusan, aku memeriksa handphoneku, list rankku tampak tidak turun,
“ini aneh….??” Gumamku dalam hati, seharunya aku sudah
terperosok ke peringkat terbawah mengingat point yang kuterima akan berkurang
drastis dengan kekalahan melawan diko dan gengnya tersebut.
Jadi apa mungkin diko batal mengalahkanku?? Karena
kasihankah??? Tapi sepertinya tak mungkin mengingat beringasnya mereka diawal
tadi. Lalu apa?? Adakah seseorang yang menyelamatkanku?? Yang pasti itu tidak
mungkin elisa, dia saja tidak tahu menahu mengenai dunia tersebut. Atau mungkin
lelaki berjubah hitam tempo hari?? Ataukah mbak via dan rian??
“arghh…..semuanya membuatku bingung….”
“ehm… kau sudah mendingan….??” Seru elisa yang masuk dari
tirai tersebut, sembari membawa sebuah pil dan air putih.
“eh..i..iya….” jawabku tersenyum sembari menerima obat
yang diberikan elisa
“maaf sebelumnya, aku tak begitu mengenalmu, kalau boleh
tau namamu siapa??” Tanya elisa, wajar saja, aku tak begitu mudah bergaul apa
lagi dengan kelas lain, sehingga aku mungkin tak dikenal oleh anak kelas lain,
berbeda dengan elisa, dia gadis yang cerdas, juara kelas dan pandai dalam
beberapa ekskul, tentu dengan mudahnya aku mengenali gadis tenar ini.
“nama saya yoga…salam kenal…” jawabku pelan sembari
tersenyum
“ehm..yoga…salam kenal juga aku elisa…” balasnya dengan
senyum yang sangat manis, sembari mengajakku untuk berjabat tangan.
“owh iya, aku jarang melihatmu, apa kau tak mengikuti
kegiatan eksul sekalipun” Tanya elisa..
“eh…i..iya, mungkin karena aku tak pernah mengikuti
kegiatan sekolah dan langsung pulang kerumah ketika bel berbunyi sehingga
mungkin kau jarang melihatku…” balasku pelan
Kami berbincang cukup lama, hingga akhirnya badanku
terasa sedikit mendingan, kami berdua jalan menuju gerbang…
“ehm… baiklah…sampai disini saja, aku akan pulang dengan temanku,
bagaimana denganmu??” Tanya elisa
“ehm..aku mungkin akan naik bis saja…”
“oke, baiklah sampai jumpa besok….” Seru elisa sembari
berlari keseseorang lelaki dengan motor besarnya yang telah menunggunya
disana..
Aku hanya tersenyum saja melihat mereka berdua, lelaki
tampan dan gagah itu dan elisa yang manis,
“pasangan yang cocok, hehe.. “gumamku pelan
Perasaanku begitu berdebar, bahagia dan bimbang bersatu
menjadi perasaan yang tak bisa aku katakan, walau bagaimanapun aku begitu
bahagia bisa sedekat itu dengan gadis itu, gadis yang selama ini hanya bisa aku
pandangi dari jauh….
Errrr…… apa yang kupikirkan sih??? Sudahlah, yang penting
aku masih bisa tenang karena list rank ku tak jadi berada di bawah garis merah
minggu ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar