Tulisan Populer

Bahasa

English German Dutch Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Jumat, 15 Februari 2013

THE CALLERS ( BAB 5 )




BAB 5- THE LIST RANK

Beberapa hari semenjak kejadian itu, aku dan rian semakin sering terlibat pertarungan untuk mempertahankan rankku agar tidak jatuh ke garis paling bawah, meski terkadang aku hanya bisa mensupport rian dari belakang dan rian yang bertarung. Setelah kejadian melawan NH tersebut, firdaus tak lagi bisa bertarung sehebat itu, ia tak mau bergerak sendiri seperti dahulu, dan sekarang terpaksa aku berkerja keras untuk berlatih bersama rian.

Yah, meski aku hanya berada 4 peringkat diatas peringkat paling bawah, setidaknya aku bisa bertahan untuk beberapa minggu karena 3 orang yang berada dibawahku merupakan sesama newborn, dan dari informasi yang kudapat, lelaki terbawah adalah anak yang dihabisi anggota NH pada malam aku pertama kali masuk dunia ini.
Masalah besar bagiku adalah, isu aku sudah masuk dunia seconder sudah tersebar keseluruh anak penjuru sekolah yang juga bisa masuk dunia tersebut, beberapa diantaranya adalah para preman sekolah yang sering ngebully aku dikelas 10 dahulu, bisa dipastikan mereka akan segera mengincarku dalam waktu dekat ini.
pagi hari yang tak begitu cerah didistric debbai hari ini, hujan gerimis membasahi hampir seluruh distric termasuk sekolahku, aku hanya termenung duduk sendiri didalam kelas sembari menlihat keluar melalui kaca besar yang langsung menghadap kelapangan sepak bola disekolah kami, terlihat rian yang sedang bermain bola bersama teman-temannya.
“hei...yogaa....!!” tiba-tiba suara keras mengejutkanku datang dari belakang
“eh...diko....ada apa??” jawabku pelan, ternyata dia diko, preman yang kusebutkan tadi, perasaanku sedikit was-was, entah apa yang akan dilakukan lelaki ini padaku kelak.
“nanti siang aku tunggu dibelakang sekolah, kalau tidak datang kuhajar kau....!!!” bentaknya lagi lalu pergi berlalu bersama teman-teman preman segengnya, aku hanya terdiam tak mampu berkata apa-apa, badanku gemetaran apa yang harus aku lakukan kelak, mungkin saja mereka akan segera menghabisiku nanti.
Pelajaran hari ini tak ada yang menarik bagiku, ditambah rasa cemas menanti siang hari membuatku gelisah sepanjang pagi ini, dan prilakuku membuat rian kebingungan.
“ada apa ga??, aku lihat kau gelisah terus dari tadi, apakah ada masalah??” tanyanya
Aku hanya terdiam, sejujurnya tak berani aku ceritakan hal ini pada temanku satu-satunya tersebut, aku tak mau merepotkannya atau bahkan bisa saja jika aku melapor kepadanya dia akan ikut dihajar oleh gengnya diko, bisa saja didunia sana rian mengalahkan mereka, namun didunia ini diko bisa dengan mudah menghabisi rian jika ia mau.
“ehm..tidak....” jawabku pelan
“owh begitu, jika ada masalah cerita saja, tak usah malu-malu, owh iya nanti siang sebaiknya kau tak usah terlalu berkeliaran dari rumah karena aku akan pergi kedistric mortheb bersama silvia untuk bertemu dengan kelompok itu jadi aku tak bisa menemanimu” jelas rian panjang lebar.
Aku mengerti maksud rian, karena kami tak boleh sedikitpun membicarakan tentang dunia tersebut didunia ini sehingga rian hanya berkata seadanya saja. Memang nanti siang rian akan menemani silvia untuk bertemu anggota 13 guardian untuk membahas mengenai pengganti posisi kakak di organisasi tersebut, dan kemungkinan mempromosikan silvia sebagai penggantinya, karena pada dasarnya newmoon yang orang distric lain tahu dipimpin oleh silvia tanpa mereka tahu bahwa guild besar ini sudah terpecah.
“owh iya baiklah..aku bisa jagi diri kok” jawabku pelan, meski pada dasarnya aku ragu dengan jawabanku tersebut, karena ancamannya sudah menantiku nanti siang, diko dan gangnya sudah jelas akan mengganguku atau bahkan menghabisiku, namun sebaiknya hal tersebut tak kuceritakan ke rian saat ini.
Bel sekolah berbunyi dengan nyaring seperti biasa, aku bersama rian keluar bersama menuju gerbang sekolah, terlihat disana gadis manis berambut pendek berwarna hijau telah menunggu disana,
“hmmm, kau lambat sekali rian….” Gerutu silvia
“maaf….. kau dengar sendirikan bel sekolah baru berbunyi….” Elak rian
“yah, sudahlah….sebentar lagi waktunya ayo kita segera berangkat…..” balas silvia
“eh…yoga, jaga dirimu baik – baik selama kami tidak ada, oke….!!!” Sambung silvia
“eh..ba..baik…” jawabku ragu
Setelah itu keduanya berangkat menuju distric mortheb menggunakan motor yang dikendarai rian. Ada beberapa menit lagi sebelum jam 1 tiba, jantungku berdegub kencang mengingat janjiku pada diko tadi pagi, aku masih gelisah apa yang akan dilakukan lelaki tersebut padaku.
“ada baiknya aku segera kebelakang sekolah…” gumamku pelan
Aku tiba dihalaman belakang sekolah yang rimbun oleh beberapa pohon besar yang mengelilinginya, diko dan gengnya sudah menunggu disana.
“heehhh…. Kau punya nyali juga rupanya…” seru diko yang diiringi oleh tertawa merendahkanku dari teman segengnya.
“dua..dua...delapan...delapan...delapan..lima..lima..dua....buka.....!!!” ujar kami semua yang berada di halaman belakang sekolah tersebut dengan hamper bersamaan..
Seperti biasa keadaan berubah menjadi monchrom dan berhenti,..
Semua dari kami saling menekan tombol handphone masing masing, kemudia diseluruh kaki muncul lingkaran merah bercahaya dan callers kami masing-masing muncul dari dalamnya.
Didepanku sekarang terlihat sesosok mahluk besar berbentuk gorilla besar dengan beberapa parts besi ditangan dan pundaknya, begitu juga dengan callers milik anggota gang diko, hanya saja ia tak memiliki part setebal dan sebesar punya callers diko.
“apa kau takut dengan sosok GEORILLAZ, hah,,,!!!, hahahah dasar pecundang” seru diko.
Aku tak bisa berbuat apa – apa, mataku melirik keatas, seperti biasa fidaus tetap diam dengan senyum misteriusnya yang menyeringai, sampai sekarang aku masih tak mengerti maksud dari senyuman tersebut.
“0…0…0……..”
Gorilla besar tersebut dan 2 gorila lainnya berlari mendekat sesuai dengan gerakan diko dan teman temannya, badanku yang gemetaran tak bisa berbuat apa – apa, ketika satu pukulan menghantam wajahku, tangan besar gorilla tersebut juga menghantam wajah kecil yang tertutupi google merah firdaus…
‘”arghhh…….” Erangku dengan tubuh tersungkur ditanah,
aku mencoba bangkit lagi, kali ini kedua tinjuan dari dua arah berlawanan anak buah diko akan menghantam tubuhku lagi, namun aku mencoba menahan keduannya dengan kedua tanganku,
“ehm….kuat juga kau….” Keluh salah satu anak buah diko, aku berhasil menghentikan kedua pukulan mereka dengan siku ku, begitupun diatas, firdaus menahan tinju besar gorilla tersebut dengan tangan kurus panjangnya.
Aku mencoba mengepakkan sayap dan berhasil terbang menghindari pukulan langsung diko dari depan.
“ergh…ternyata kau bisa terbang….” Seru diko,
“arghhhhh…..” kakiku tergenggam oleh tangan besar diko, begitupun firdaus gagal terbang tinggi kerena kakinya terjangau oleh gengaman besar georilazz, lalu dengan mudahnya ia menghantam tubuhku ketanah
“uarghhhhh……” hantaman itu begitu keras, membuat seluruh badanku terasa begitu sakit yang tak terkirakan, belum lagi aku selesai merasakan kesakitan itu, satu tendangan keras menghantam perutku hingga aku terhuyung disudut dinding sekolah…
“erghhh……si..siall….” gumamku sembari memengang perutku yang kesakitan..
Perlahan badanku sempoyongan tak karuan, semakin lama semakin lemas hingga pandanganku yang tadinya terang semakin memburam, lama… hingga akhirnya semuanya gelap…..
*****
“hei….bangun….apa yang kau lakukan disini…??” sebuah suara merdu perlahan terdengar ditelingaku,
Perlahan aku mencoba membuka mataku, semua pandangan, angin, dan seluruh warna itu….ia sepertinya ini tidak berada didunia itu lagi, aku masih tak tahu apa yang dilakukan geng diko dengan tubuhku ditengah ketidak sadaranku beberapa saat lalu,
“hei…kau sudah sadar…, hee, syukurlah…” lagi – lagi suara merdu itu terdengar ditelingaku,.
“ehm..si.siiapa…???” gumamku tak jelas, perlahan aku perhatikan wajahnya dengan seksama…
“e…elisa…??!!! Se..sejak kapan kau disini??” seruku dengan nada kaget dan gelagapan, iya dia elisa, gadis pintar dari kelas sebelah, gadis berambut panjang dikuncir belakang berwarna hitam ini,  sejujurnya aku merasa begitu gugup, iya elisa gadis yang selama ini aku perhatikan dari jauh, dalam satu saat terkadang aku mengagumi gadis ini..
“baru saja, aku melihat kau tertidur disini, sebenarnya apa yang terjadi padamu??” Tanya elisa dengan nada khawatir

ehm… berarti elisa tak mengetahui mengenai dunia itu,
“ergh… ti.tiidak apa..apa hanya aku tadi terpeleset dan terjatuh disini…..” jawabku berbohong,
“itukan berbahaya sekali, sini aku bantu, aku antar kau ke UKS dahulu…” balas elisa dengan senyum manisnya
“ehm..terima kasih….” Jawabku pelan
Aku terbaring di kasur putih UKS ini, badanku terasa masih sakit, aku masih bingung bagaimana pertarunganku dengan geng diko barusan, aku memeriksa handphoneku, list rankku tampak tidak turun,
“ini aneh….??” Gumamku dalam hati, seharunya aku sudah terperosok ke peringkat terbawah mengingat point yang kuterima akan berkurang drastis dengan kekalahan melawan diko dan gengnya tersebut.
Jadi apa mungkin diko batal mengalahkanku?? Karena kasihankah??? Tapi sepertinya tak mungkin mengingat beringasnya mereka diawal tadi. Lalu apa?? Adakah seseorang yang menyelamatkanku?? Yang pasti itu tidak mungkin elisa, dia saja tidak tahu menahu mengenai dunia tersebut. Atau mungkin lelaki berjubah hitam tempo hari?? Ataukah mbak via dan rian??
“arghh…..semuanya membuatku bingung….”
“ehm… kau sudah mendingan….??” Seru elisa yang masuk dari tirai tersebut, sembari membawa sebuah pil dan air putih.
“eh..i..iya….” jawabku tersenyum sembari menerima obat yang diberikan elisa
“maaf sebelumnya, aku tak begitu mengenalmu, kalau boleh tau namamu siapa??” Tanya elisa, wajar saja, aku tak begitu mudah bergaul apa lagi dengan kelas lain, sehingga aku mungkin tak dikenal oleh anak kelas lain, berbeda dengan elisa, dia gadis yang cerdas, juara kelas dan pandai dalam beberapa ekskul, tentu dengan mudahnya aku mengenali gadis tenar ini.
“nama saya yoga…salam kenal…” jawabku pelan sembari tersenyum
“ehm..yoga…salam kenal juga aku elisa…” balasnya dengan senyum yang sangat manis, sembari mengajakku untuk berjabat tangan.
“owh iya, aku jarang melihatmu, apa kau tak mengikuti kegiatan eksul sekalipun” Tanya elisa..
“eh…i..iya, mungkin karena aku tak pernah mengikuti kegiatan sekolah dan langsung pulang kerumah ketika bel berbunyi sehingga mungkin kau jarang melihatku…” balasku pelan
Kami berbincang cukup lama, hingga akhirnya badanku terasa sedikit mendingan, kami berdua jalan menuju gerbang…
“ehm… baiklah…sampai disini saja, aku akan pulang dengan temanku, bagaimana denganmu??” Tanya elisa
“ehm..aku mungkin akan naik bis saja…”
“oke, baiklah sampai jumpa besok….” Seru elisa sembari berlari keseseorang lelaki dengan motor besarnya yang telah menunggunya disana..
Aku hanya tersenyum saja melihat mereka berdua, lelaki tampan dan gagah itu dan elisa yang manis,
“pasangan yang cocok, hehe.. “gumamku pelan
Perasaanku begitu berdebar, bahagia dan bimbang bersatu menjadi perasaan yang tak bisa aku katakan, walau bagaimanapun aku begitu bahagia bisa sedekat itu dengan gadis itu, gadis yang selama ini hanya bisa aku pandangi dari jauh….
Errrr…… apa yang kupikirkan sih??? Sudahlah, yang penting aku masih bisa tenang karena list rank ku tak jadi berada di bawah garis merah minggu ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar