“eh
capek juga berdiri terus, aku duduk disini ya” ujar rika hendak
menduduki jok bagian belakang motor bebek yang diparkirkan didepan
rumah pak tono, seorang laki laki tua yang terkenal baik dan ramah di
kompleks tersebut,
Yap
tempat itu emang jadi tempatnya tongkrongan anak anak remaja tanggung
dikompleks tersebut, kadang mereka main gitar, ato hanya sekedar
nongkrong saja dipinggir jalan tersebut, rika baru saja pindah
dikompleks itu, mengikuti ayahnya yang pindah tugas kekota tersebut,
meski baru, emang dasar rika anakny supel dan agak tomboy, sehingga dia
cepat bergaul dengan remaja remaja di kompleks tersebut, sore itu hari
pertama dia ikutan nongkrong bareng anak anak tersebut di depan rumah
pak tono, sepertinya rika belum tau pantangan disana….
“eh..
rika jangan duduk disa…” belum selsai diko, teman rika member tahu rika
untuk tidak duduk disana , tiba tiba datang suara keras dari dalam
rumah tersebut,
“hoooiiiiiii…….,
apa yang kau lakukan, sudah berapa kali saya bilang, jangan pernah
duduk disana, dasar berandalan” ternyata pak tono langsung keluar dari
rumah dah marah marah ke rombongan remaja tersebut,
Mereka
pun tersentak terkejut dan lari kocar kacir dari depan rumah pak tono,
memang pak tono ramah tapi kalo soal ini entah dia berubah jadi 180
derajat,
Sialnya
rika tidak sempat kabur, karena terkejut dia terdiam dan mematung
diatas jok motor tersebut tanpa berani berbuat apa apa,
“hei. Kau kenapa tidak juga bangkit dari atas motor tersebut”, bentak pak tono ke rika yang duduk mebelakanginya,
“eh, ma… maafkan saya pak, saya ngak tahu” ujar rika gugup sembari membalikkan badannya ke hadapan pak tono,
“ngak tau gima….” Kata kata pak tono terhenti ketika melihat wajah rika, dia tertegun dan seperti kaget
“lina……” ujar pak tono pelan
“lina?? Siapa lina pak?? Maaf nama saya rika”, ujar rika keheranan karena dipanggil lina oleh pak tono,
Sepertinya pak tono tersadar, rika bukanlah orang yang dia maksud
“sudah,
cepat pergi dari sini, saya mau menyimpan motor ini” ujar pak tono
pelan, seperti kehilangan emosinya yang begitu berkoar koar sewaktu
sebelum melihat rika,
“iya..iya,
terima kasih pak” ujar rika langsung kocar kacir kearah teman temannya
yang sudah sembunyi dibalik gang di ujung jalan tersebut..
“ weiss… selamat juga kamu rika, hahaha”, ujar diko dan diikuti tertawa oleh teman temannya yang lain,
“sialan kalian, kenapa ngak kasih tau aku kalo bapak itu galak banget”, ujar rika cemberut
“ aku udah mau kasih tau tadi, tapi kamunya aj yang nyelonong duduk di jok motor itu” ujar diko
“udahlah
sebenarnya bapak itu ngak galak kok, asalkan kamu ngak ganggu jok
belakang motor itu” ujar indra menyambung kata kata diko,
“emangnya kenapa dengan jok belakang itu??” ujar rika heran,
“udah,
ngak usah dipikirkan, kami juga ngak tau, ayo kita lanjut nyanyi lagi,
kemana….kemana….kemana… ihaa….” Ujar diko menjawab pertanyaan rika yang
disambung dengan lagu yang lagi ngetren baru baru ini ,
Namun,
itu ngak menjawab pertanyaan rika, dia masih penasaran dengan pak tono
tersebut, sembari melamun ia melihat dari kejauhan pak tono dengan
pelannya dan hati hati memasukkan motor bebek tua tersebut ke dalam
rumahnya,
Beberapa
hari telah berlalu setelah kejadian sore itu, rasa penasaran terus
teringa dalam pikiran rika, dia juga penasaran dengan lina, nama yang
familiar ditelinganya, namun dia tidak bisa mengingat siapa pemilik nama
tersebut..
Pagi
itu, rika berjalan melewati rumah pak tono untuk berangkat ke
sekolahnya, tak sengaja dia melihat pak tono, yang sedang termenung
sambil mengusap-usap jok motor tersebut,
“udah
gila yah mungkin nih bapak” gumam rika dalam hatinya… namun ia
dikejutkan dengan menetesnya air mata yang keluar dari bapak paruh baya
tersebut,
Muncul
rasa kasihan dari benak rika, mau dia menyapa bapak tersebut, namun si
bapak sudah keburu masuk kerumahnya, rika pun lalu berlalu dan segera
berangkat ke sekolahnya,
Yap
rika bersekolah di Sekolah Mengengah Atas favorit dikota tersebut,
bersama teman teman kompleksnya mereka juga satu kelas, terkadang mereka
berbarangan kesekolah namun tak jarang pula mereka berangkat sendiri
sendiri..
******
Sore
itu, setelah pulang sekolah, rika tidak bisa menahan rasa penasarannya,
iapun mencoba bertanya kepada ibu ibu yang sedang bergosip ria di salah
satu sudut jalan kompleks tersebut,
“ehm… tante bolehkah saya ikut duduk disini” rika mencoba untuk bergabung dengan ibu ibu yang sedang bergosip ria tersebut,
“eh, rika… kamu anak dari pak sony yang baru pindah itukan??” ujar salah seorang ibu ibu tersebut
“eh, iya, .. saya anaknya pak sony” jawab rika sembari tersenyum
“nah
betulkan, kamu cantik, sama seperti bapakmu yang ganteng itu, hohoho”
ujar ibu ibu tersebut, yang disambung dengan tertawa ibu ibu yang lain,
“ dia naksir tuh sama bapakmu”, disahut oleh salah seorang ibu ibu yang sedang memegang sayuran ditangannya
“ah,
kau ini jangan suka menggodaku, hohohoho, eh iya rika, ibumu dimana kok
ngak pernah kelihatan??” tanya ibu tersebut bersemangat..
Tiba tiba rika murung, “ehm… ibuku sudah nga ada,” ujar rika pelan
“ehm..
maafkan tante ya, tante ngak tau kalo ibumu sudah nga ada” ujar ibu ibu
tadi pelan, ada rasa ngak enak dengan rika, suasana pun jadi agak
kaku..
“ehm.. hehe, nga apa apa kok, eh, aku boleh bertanya ngak tante” tanya rika sembari tersenyum mencoba mecairkan suasana
“iya, mau Tanya apa ya rika???” ujar ibu tadi..
“hmm, anu itu mengenai bapak yang tinggal di depan gang sana”, ujar rika
“ owh, pak tono, ada apa??, hemm.. pasti kamu pernah kena marah sama dia kan??” jawab ibu tersebut
“ eh iya, kenapa bapak tersebut marah sekali kalo diduduki jok motornya?? Tanya rika
“hem,
sebenarnya kami juga kurang tahu , emang bapak tersebut baru 4 tahun
ini tinggal disini, dia juga jarang keluar rumah tapi sebenarnya di
orang yang ramah,” jawab ibu tersebut
“
gossip gossip nya sih, itu motor dia dengan pacarnya dulu, kalo ngak
salah namanya lina yang udah meninggal, dan sepertinya pak tono itu
sampe sekarang tidak pernah lagi mau punya istri, kerjaannya yah, kalo
ngelap motor tersebut, yah melamun di tempat kalian sering nongkorng
tersebut,” sambung ibu yang memegang sayur tadi,
“
dan juga dia itu sepertinya bekerja di salah satu majalah sebagai
contributor penulis cerpen, saya pernah liat cerpennya di salah satu
majalah nova,” sambung ibu yang lainnya
“ kasihan yah bapak itu” ujar rika pelan
“memang, kisah hidupnya sesedih cerpen cerpennya” kata ibu yang lain
Hari
semakin gelap, tidak terasa udah cukup lama rika ngobrol sama ibu ibu
gossiper tersebut, iapun pamit pulang sembari membawa sayur yang
disiapkannya untuk makan malam nanti
“owh ayah, sudah pulang yah,” sambut rika dengan langsung mencium tangan ayahnya tersebut
“ ayo makan dulu, nasinya udah masak tuh” ujar rika
“iya, terima kasih rika, ayah mandi dulu yah, busuk nih, hehe” sambut pak sony ayah rika,
Yah
semenjak ibunya rika meninggal rika dibesarkan oleh ayahnya sendiri,
sehingga wajar kalo rika agak tomboy, namun meski begitu ia tetap
memiliki naluri feminim dari ibunya, sehingga ngak ditanya lagi kalo
rika tetap jago masak, sony sangat sayang sama rika, terkedang ia sedih
melihat anaknya tersebut sering murung mengingat ibunya, sony pun sering
menghibur rika dengan macam macam cara, sehingga hubungan ayah dan anak
ini sangatlah erat..
Ayah
rika bekerja di salah satu kantor penerbitan di kota tersebut, dia
dipindah tugaskan setelah mendapatkan promosi dikantor sebelumnya,
sehingga kalo boleh dibilang, hidup mereka lumayan berkecukupan,
Sangat
sayangnya sony kepada anaknya ini, karena juga ia sangat mencintai
istrinya yang telah meninggal dulu ketika melahirkan rika, dan ia
bersumpah tak akan menikah lagi dengan wanita lainnya, dan akan terus menjaga rika hingga ia tumbuh besar dan mandiri,
Keesokan
harinya sehabis pulang sekolah, rika puny ide gimana agar bisa ngobrol
dan cari tahu sama mengenai pak tono, ide tersebut ia sampaikan sama
teman temannya
“eh,
aku ad ide nih gimana bisa cari tau kenapa pak tono selalu marah kalo
jok motornya dinaiki” ujar rika kepada diko dan indra serta sapri yang
lagi duduk duduk dipinggir jalan,
“emang penting banget sih kayak gituan??” saut diko
“iya nih, nga usah cari masalah ka” jawab indra
“iya nih, nga usah cari masalah ka” jawab indra
“aku ngak mau dilempari sepatu lagi sama pak tono, itu ogah ah, males banget” jawab sapri
“ah…
cemen bener, ayolah, aku penasaran banget nih, apalagi dengan yang
namanya lina itu, kok si pak tono manggil saya dengan nama itu”, ujar
rika berapi api..
“eh..
aduh, perutku sakit, aku pulang dulu ya” ujar indra yang udah mengira
si rika bakal tetap ngotot ngajak mereka untuk menyelidiki pak tono,
“aduh
aku juga ada les bola sore ini” sambut sapri dengan pikiran yang sama
dengan indra, yang langsung meyusul indra yang udah ngacir duluan ..
“sakit perut?? Kok tiba tiba??, dan si sapri?? Emang ada les bola?? Hemm….” Gumam rika keheranan
Dari belakang, diko mencoba untuk kabur dengan diam diam,
“eittsss… mau kabur ya” ujar rika langsung memegang tangan diko,
Sentuhan
lembut tangan rika seperti menggetarkan hati diko, memang selama ini
diko memendam rasa terhadap rika semenjak mereka pertama kali bertemu,
namun tak sekalipun berani ia utarakan, meski dalam bentuk tingkah laku,
malah dia malah cuek dan sering mengejek rika ketika ketemu,
“eh.. engak kok, aku..” jawab diko gugup,
“aku
paham nih, kalian pada mau kaburkan diajakin cari tau tentang pak tono,
itu si indra tiba tiba sakit perut, sama si sapri les bola lah segala,
pokoknya kamu harus ikut aku…”ujar rika ngomel ngomel ke diko
“he…” ujar diko tersenyum ke rika
“he…” ujar diko tersenyum ke rika
“kamu kenapa hah??” ujar rika, baru ia sadari ia belum melepaskan tangannya dari tangan diko,
“eh, jangan berpikiran yang macam macam ya, “ ujar rika langsung mencubit lengan diko
“engak kok, engak salah lagi.. hehehehe” goda diko
“eh, kurang ajar ya” omel rika sembari mencubit keras keras lengan diko
“ah….. iya iya ampun manis…” jawab diko keceplosan
“hah.. manis??... kamu sakit yah hari ini diko, ngomongnya ngelantur terus gitu?? Jawab rika dengan candaan
‘jika kau tau perasaanku ini rika, hemm…. Aku rela melakukan apapun untukmu’ gumam diko lirih
“ayok
jadi gimana idenya, aku ngak punya banyak waktu nih”, ujar diko pura
pura ngak mau, padahal ia senang bisa terus dekat sama dengan rika
Rika
pun menjelaskan bahwa kemaren ia ngobrol dan tau bahwa pak tono
merupakan seorang penulis cerpen lepas di beberapa majalah dan salah
satunya di majalah nova yang dimiliki seorang ibu ibu tetangga mereka,
kebetulan juga mereka dapat tugas dari sekolah untuk membuat cerpen,
jadi ini bisa dijadikan alas an untuk bertanya ke pak tono cara membuat
cerpen yang bagus
“hemm…
oke juga tuh idenya, tapi kamu yakin pak tono mau ngajari kita buat
cerpen dan menceritakan tentang masa laluny??” Tanya diko penasaran
“yah kita coba aj dulu lah, urusan sukses ato ngak nya belakangan gimana??” jawab rika
“ehmm…. Baiklah, kalo kamu sih aku yakin pasti sukses, hehehe” ujar diko menyemangati rika
“ah, kamu bisa aja, hehe” jawab rika malu
“eh aku belum selesai tadi, itu pasti sukses kacaunya, hahahahah” ejek diko ringan sambil tertawa lepas
“ah….
Kurang ajar kamu ya…” ujar rika hendak mencoba mencubit diko lagi,
namun si diko sudah lari kocar kacir duluan, jadilah mereka berdua kejar
kejaran seperti anak kecil…
******
“jadi ini rumah ibu tersebut??” Tanya diko kepada rika
“kalo ngak salah sih iya, kemaren aku lihat dia pulang kearah rumah ini,”
“ayo coba kita cek, mudah mudahan sih bener” jawab rika sedikit ragu apakah ini rumah ibu ibu kemaren yang dimaksud..
“asalamualaikum, permisi,…..” ujar rika dan diko berbarengan
“permisi… ada orang disana…” saut riko lebih kencang”
“eh, kalo salam itu yang sopan dikit” tegur rika ke diko
“iya..iya maaf..hehe” jawab diko
Ketika mereka berdua sedang berdebat, keluarlah seorang wanita paruh baya dari dalam rumah tersebut,
“eh,eh,eh,eh, ada apa ini ribut ribut depan rumah orang”
“eh tante, maafkan kami” jawab rika malu, sambil menyenggol diko
“sttt.. ayo cepat minta maaf juga” bisik rika pelan kediko
“iya..iyaa.. bawel banget sih, maaf ya tante…” jawab diko
“owh,
kamu rika ada apa??, eh ini siapa?? Pacarnya y?? hehehe” jawab ibu
paruh baya tersebut menggoda dua remaja tangung tersebut..
“iya tante…” jawab diko tersipu malu..
“ehh… enak aj, bukan tante ini si diko ngelantur aj omonganny dari tadi, dia teman saya kok” potong rika sambil mencubit diko..
“eh.. apaan sih cubit terus, akukan Cuma bercanda” saut diko sebel..
“hahaha,
kalian ini lucu banget, mengingatkan tante waktu muda dulu, hahaha, eh
kenalkan dulu nama tante, tina, tante lupa memperkenalkan diri kekamu
kemaren rika??” sela tante tina..
“owh,
iya maaf saya lupa bertanya kemaren, ini teman saya satu sekolah diko
rumahnya juga ngak jauh dari kompleks sini” jawab rika
“oh iya diko, kamu kalo ngak salah anaknya mbak siska kan??” Tanya tante tina ke diko yang rupanya anak temannya tersebut
“iya, tante… betul,..”jawab diko sembari tersenyum
“ehm, maaf tante kelupaan, ayo masuk dulu, masa dari tadi ngobrolny diluar…, tante ke belakang dulu ambil minuman”
“ oke tante… kalo ada kue juga boleh” seloroh diko
“eh diko ngelantur lagi ngomongnya, ngak usah repot repot tante..” jawab rika..
“ah,
ngak apa apa tante senang kok kedatangan tamu seperti kalian, gih masuk
dulu” jawab tante tina sembari tersenyum dan masuk ke dapur
“awas yah sekali lagi ngomong ngelantur, kamu aku tendang keluar nanti.. ingat itu…” ancam rika ke diko yang dari tadi bicara seenaknya saja
“siap boss…” jawab diko singkat sambil tertawa cengengesan..
Beberapa
saat kemudia tante tina datang dari dapur dengan 2 gelas minuman dan
beberapa potong kue, rika pun menjelaskan kedatangannya kemari untuk
meminjam beberapa majalah dan tabloid yang memuat karya cerpen dari pak
tono..
“begini
tante kami kan ada tugas bahasa Indonesia dari sekolah untuk membuat
cerpen, jadi kami mau pinjam beberapa majalah dan tabloidnya untuk
dijadikan bahan referensi” ujar rika mengutarakan maksudnya”
“owh, tentu, boleh saja nanti tante akan ambilkan dulu beberapa yang ada digudang” jawab tante tina
Mereka
bertigapun mengobrol cukup panjang, tente tina pun ngak henti hentinya
menggoda keduanya tentang hubungan jadi pacar, si diko cengengesa ngak
karuan, dan si rika mati matian bilang mereka Cuma berteman, ngak terasa
hari sudah sore, dan mereka berduapun pamit pulang sembari membawa
majalah dan tabloid yang dijanjikan tante tina”
“ ehm tante kami permisi dulu karena hari sepertinya udah mulai gelap” ujar diko ke tante tina
“owh, iya, lain kali main lagi kesini ya” jawab tante tina
“tentu tante, terima kasih sebelumnya” saut mereka berdua dan berlalu keluar..
“hari udah sore nih, besok aj kita kerumahnya pak tono” Tanya rika ke diko
“iya sih, ngak baik kalo bertamu malam malam gini kayaknya”, jawab diko menyetujui usulan rika untuk besok saja kerumah pak tono
Diperjalanan pulang kerumah, tiba tiba kaki rika keseleo
“aduh… sakit…” jerit rika pelan sembari terduduk dan memegangi betisnya yang sepertinya kram
“ada apa ka??, kamu ngak apa apa??” Tanya diko cemas
“eh, aku ngak tau, tapi ini sakit sekali, mungkin karena terlalu lama duduk tadi…” jawab rika lirih
“sini….” Ujar diko sembari menundukkan badannya, dengan tanda untuk meminta rika untuk ia gendong
“apa…??” ujar rika bingung
“sini aku gendong kamu, kamu ngak mungkin bisa jalan kalo kayak gitu kan??” balas diko lagi..
“ehm, aku ngak apa kok, ..” jawab rika lagi
“sudahlah,
aku merasa sangat jahat kalo membiarkan kamu jalan dengan kesakitan
gitu” paksa diko lagi karena khawatir kaki rika tambah parah
“ehm, baiklah..” jawab rika sembari tersenyum
Sore
itu, dua pasang anak remaja tersebut berjalan kerumahnya dengan
bergendongan, sinar matahari sore yang semakin turun keperaduannya makin
membuat keduanya terlihat romantis, diperjalanan pulang tak henti
hentinya diko menghibur dan menggoda rika, rikapun seperti terlupa akan
rasa sakit dikakinya tersebut…..
Namun
meskipun begitu belum ada perasaan yang tertambat dihati rika,
begitulah pikiran diko, namun ia tetap berharap suatu saat nanti rika
akan membalas perasaannya tersebut.. yah suatu saat nanti dimana ketika
keduanya telah siap…
wooww.. baru aku baca (y)
BalasHapusdan endingnya??????????
BalasHapusGa jelas ini endingnya..
BalasHapus-_-