Tulisan Populer

Bahasa

English German Dutch Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Jumat, 28 September 2012

Cinta di Sepanjang Jalur Gaza (part 2)

~DI HARI PERTEMUAN ITU~

aku bersama beberapa penumpang yang tidak bisa menunjukkan identitasnya terpaksa digiring oleh beberapa tentara israel untuk diperiksa dikantor, kami akan diperiksa terlebih dahulu untuk memasuki wilayah kota gaza, ungkap salah satu tentara tersebut, perawakan mereka yang besar tinggi dan lengkap dengan senjata dipunggung mereka membuat kami tak ada yang berani untuk melawan, aku mencoba menjelaskan kepada mereka, bahwa aku adalah seorang wartawan namun, tanpa pasport dan pas wartawanku itu semua sia sia, akhirnya aku menurut dan berbicara pada seseorang tentara disana, mereka hanya mau diajak dengan bahasa inggris ternyata, beruntung aku selain cukup fasih bahasa arab, juga inggris dan sedikit mandarin, sebelum kuliah dahulu,aku berinisiatif untuk ikut kursus ketiga bahasa tersebut untuk bekal, dan beruntung orang tuaku mampu dan setuju dengan inisiatif ku itu

"excuse me sirr, can i take that child,,, he is with me,,," ungkap ku ke tentara tersebut sambil menunjuk kearah abdullah
"hmm, that:s child?? what your relation with him??" tanya nya menyelidiki
"our meet at camp not far from here, i wanna to bring him to his family at gaza city"
"okey, i let him go with you" 

setelah percakapan singkat tersebut aku memboyong abudllah berjalan bersamaku ke kantor tentara israel tersebut, sepertinya dia kelihatan sedikit cemas..

"ini tidak akan apa apa, percayalah.,.. insyallah allah akan mempermudah perjalanan kita, mudah mudahan besok kita sudah berada dirumah kakek mu digaza" aku mencoba menenangkannya, tampaknya dia mengerti dan tersenyum simpul sambil mengangkat tasnya lebih keatas dan ikut berjalan bersamaku

"anak yang tegar..." gumamku lirih

sampai di kantor tersebut, sebuah kantor yang tidak terlalu besar, terdapat beberapa komputer dan mesin ketik disana, beberapa pegawai mereka juga terlihat sibuk mengerjakan dokumen, disisi lain, ada juga yang sibuk mengintrogasi beberapa warga yang mencurigakan, 

tibalah giliranku yang diintrogasi, 
" okey sir, what your name, and what your concern to go to that city?" tanya lelaki tambun yang berada didepanku, aku kira dia adalah seorang petugas adminsitrasi dikantor ini.

" my nama is samir, samir putra ramadhan, before that let me intorduce my self, me is an journalist from one of online megazine at indonesia, first my concern to that city is to get some news, and send an e-mail to our office at indonesia, en then go to KBRI, also me want to bring that child to him family at gaze"
jelasku panjang lebar ke pada petugas tersebut

"okey i know, but can you let me show one of your identity card to me, that show you are the true journalist sir" tanyanya

"but, i am sorry, like i said to that men, my identity card was be left at camp before it"

"sorry sir, without that, me can let you pass to this border"

"what....???, but, me need go to that city right now!!!" bentakku keras, aku sudah kehilangan kesabaran

seketika beberapa tentara yang berjaga langsung menerkamku dan menarikku kebelakang, aku mencoba berontak tapi percuma kekuatan mereka terlalu kuat, mereka menarikku ke sebuah penjara disuatu ruangan dibelakang kantor, mereka juga menggiring abdullah bersamaku, kami dijebloskan dipenjara tanpa diadili

"sorry sir, me can't tolerance with your action, for awhile you must be in here, then our will bring you to gaza to our central office, thanks..." kelakar salah seorang prajurit disana, kami hanya bisa terduduk di ruangan sempit tersebut, kulihat raut wajah murung dari abdullah

"sabar ya abdullah, ini cobaan Allah untuk kita,.."ujarku
ia hanya menjawabnya dengan menganguk, sebuah beban yang cukup berat untuk anak seusianya yang telah mengalami berbagai macam rintangan dan cobaan berberapa hari ini, ku hanya berharap dia akan tumbuh menjadi lelaki yang tegar dan kuat dimasa depannya, 

aku lihat jam, sudah menunjukkan pukul 16.20 waktu setempat, aku mengambil tayamum dan mengajak abdullah untuk sholat ashar bersamaku..
******
mungkin sudah hampir 2 hari kami berada disini, akhirnya salah seorang dari tentara israel tersebut datang menghampiri sel kami dan membebaskan kami...

"we will bring you to central office at gaza..." jelasnya singkat
aku, abdullah dan beberapa orang lainnya dinaikan ke sebuah mobil besar yang biasa mengangkut para tentara, setelah beberapa menit mobil mulai bergerak menuju kota gaza... deru mesin melalu meraung raung dan perjalanan kami segera dimulai...
didalam perjalanan, aku dengar sopir dan seorang tentara berbincang, mereka mendapat info sebuah kapal dengan misi kemanusiaan di sergap oleh tentara israel diperairan internasional sebelum masuk ke daerah perairan gaza..
ku teringat, kalau tak salah kapal tersebut juga mengangkut beberapa relawan dari indonesia untuk misi kemanusiaan di negeri ini,dalam hati kuberharap tak terjadi apa apa terhadap para relawan tersebut, dan bisa sampai kota ini dengan selamat..

setelah melewati beberapa kota kecil yang diselingi dengan puing puing sisa peperangan, terlihat dari kejauhan sebuah gedung gedung tinggi dari sebuah kota yang seharusnya berkembang jauh lebih hebat dari ini, sebuah kota metropolis kecil dengan kesibukan warganya, mobil mobil yang berlalu lalang,

semakin lama kota tersebut semakin terlihat, dari kecil, sedang dan membesar, hingga kami pun masuk dan berbaur dengan kesibukan warga disana, mobil kami melaju sedang dan akhirnya tiba disebuah gedung bertingkat yang cukup besar, ternyata itu merupakan sebuah gedung yang dipakai sementara oleh orang israel untuk pusat administarsi mereka disini, sungguh pilu ternyata negeri ini benar benar hampir terjajah sepenuhnya, 

kami satu persatu diturunkan, aku bersama abdullah berjalan belakangan, kami mulai menyusuri ruangan demi ruangan hingga di sebuah ruangan aku melihat seorang gadis berjilbab hitam, meronta ronta dengan bahasa arabnya yang terpatah patah, mencoba melepaskan tangannya dari sergapan seorang tentara israel kuperhatikan sekilas wajahnya seperti orang indonesia...
ku segera melangkah mendekat menuju mereka..
" sorry sir, can you be more polite to this woman, I think you do not need to be rude to her" kataku kepada tentara tersebut dengan nada sedikit dipelankan, berharap lelaki besar tersebut mau memperlakukan wanita tersebut dengan lebih sopan
"What do you care??" kelakarnya keras..
"Sorry, there are at least good manners in your country, right?? I hope you release it, it can not run away from you" ungkapku lebih keras, 
"what the hell of you..." katanya lebih keras lagi namun tiba tiba seorang tentara datang menghamprinya
" nevermind, you not need to angry, let him away" kata temannya tersebut
"but...."
" sigh,... okeey....." ungkap tentara pertama tadi dengan kesal
"please, forgive my friends.." ungkap tentara yang kedua tadi, ia berlalu sambil mengiring wanita berjilbab hitam tadi,

"syukron ya akhi.." ungkap gadis itu singkat sambil tersenyum padaku lalu berjalan mengikuti tentara yang baik tadi
" afwan ukhti... hati hati.." ungkapku dengan diakhir dengan bahasa indonesia... ia membalasnya dengan senyuman lalu menundukkan kepala dan pergi..

dari jauh kuperhatikan ia berjalan dengan pelan, kalau dilihat dari jaket hitam yang ia kenakan sepertinya ia seorang relawan, atau mungkin ia salah seorang relawan yang di tawan dari sergapan di mavi marmara kemarin, itu semua membuatku pusing, namun satu yang pasti, entah mengapa degup jantungku menjadi lebih kencang, sesuatu yang selama ini tak pernah aku rasa, aku melihatny seperti seseorang yang sudah lama aku kenal tapi entah kapan, aku juga tak tahu.....

"apakah aku jatuh cinta....??" gumamku lirih...
"astagfirullah.....maafkan aku ya Allah, aku sudah meletakkan hati kepada seseorang yang belum halal bagiku, apalagi dia baru aku temui hari ini.." doaku dalam hati, aku menyesal akan persaaan yang tak sepatutnya ini, 

setelah beberapa saat introgasi disana, aku diberikan kesempatan untuk bebas, mereka bilang agar aku harus segara ke kbri untuk segera melaporkan kejadiaan ini dan membuat kembali kartu identitasku yang baru, 

segera kulangkahkan kakiku keluar dari kantor tersebut, sekarang aku menjadi lebih bisa mensyukuri sebuah udara segar kebebasan... sebuah ujian yang mengingatkanku agar lebih sering untuk bersyukur dan tidak mengeluh, aku berencana untuk mengantar abdullah terlebih dahulu kerumah kakeknya...

tak banyak perbincangan antara aku dan abdullah setelah kejadian ini, sepertinya ia lebih banyak diam dan mungkin sedikit trauma dengan apa yang ia alami, aku bisa mengerti perasaan tersebut, berharap ia bisa kembali ceria seperti sedia kala...

kulihat banyak mobil yang berlalu lalang, aku mencoba untuk menaiki salah satu mobil angkutan umum tersebut, dan tiba tiba sebuah mobil angkutan berhenti didekat kami, seorang pemuda dengan rambut belah pingir pendek berwajah familiar dengan janggut tipis yang menghiasi dagunya, menggunakan sebuah baju kokoh coklat dan bercelana dasar hitam, sebuah tas ransel besar berada dipunggungnya...

"samir...???, kamu samir kan....?" ungkapnya tiba tiba kepadaku...
aku bingung, bagaimana lelaki ini bisa mengenaliku.....pikiran dan ingatanku menjalar jauh kemasa lalu sebuah ingatan mulai tersusun rapi dalam memoriku,..
"astagfirullah.....sidiq?? kamu sidiqkan??? yaa ampun... sudah lama sekali...."
kami berdua berpelukan keras setelah jabat tangan yang begitu hangat, sebuah perasaan yang tak bisa dilukiskan dengan kata kata bertemu dengan seorang sahabat lama yang sudah sangat lama tidak bertemu..

"ada apa gerangan kamu berada disini??, dan siapa anak ini?? waaa....... ente udah nikah ya...., heheheh"
cecar sahabatku yang satu ini dengan begitu berapi api, dengan segera aku jelaskan sbelum dia salah sangka,

"hahaha, akhi bisa aja, belum lah, jodoh saya masih di simpan dan dijaga dengan indah sama gusti Allah... hehe, ini anak salah seorang warga di daerah beit lahiya, kedua orang tuanya meninggal dalam serangan tentara israel beberapa hari silam...."
"inallilahi wa innalilahi rajiiun, yang tabah ya dik..." sela sidiq singkat
"sekarang aku berencana mau mengantarnya ke tempat kakekny disalah satu sudut kota gaza ini,"
"owh, begitu ceritanya, sudah lama kita nda bertemu, sekarang bekerja dimana??, apa kamu juga salah seorang dari relawan dari indonesia ??, berarti kamu ketemu dengan zahidah?? cecarny lagi dengan beberapa pertanyaan..

"waduhh sabar sabar akhi... mentang udah sarjana di madinah ngomongnya jadi nda sabar gini, haha" kelakarku
"hahaha, maaf akhi.. aku hanya penasaran.." jawabnya sambil sedikit malu
"alhamdulilah sekarang aku udah kerja sekarang, di salah satu majalah online di indonesia, sesuai jurusanku, wartawan.. hehe, kebetulan jalan takdir Allah melangkahkan jalanku hingga bisa sampai disini, aku mendapat tugas meliput tragedi kemanusiaan disini, hmmm... siapa itu zahidah?? hehe, jangan jangan pacar kamu y, udah berani pacaran sekarang, emang udah berani juga menerima konsekuensi dosanya??? goda ku ringan,
"astagfirullah akhi, enak saja,... sesuai dengan komitmen kita dulu di rohis, nda ada kamunya pacaran kan??, isnyallah saya masih memegang itu, alhamdulilah dia adalah tunanganku, insyallah bulan depan setelah aku selesai pendidikan, kami akan menikah..., tapi beberapa hari ini forum studi islamnya mengirimkan beberapa relawan kesini dan salah satunya ia, aku khawatir dia terjadi apa apa setelah mendengar peristiwa mavi marmara, sehingga aku buru buru kesini untuk menemuinya," jelasnya dari nada yang tinggi hingga merendah dan tersirat kecemasan yang kuat dari suara yang muncul dibenaknya

"subhannallah, aku doakan semoga tunangannya selamat dan dilindungi Allah, amin,...." balasku
"aminnn ya rabb.. insyallah.., omong omong impian sampean hampir kesampean tuh, hehehe jalurnya udah pas, semoga ente bisa segera menguasai media dari orang orang kafir ya, hehehe" jawabnya
"hahaha, insyallah akhi... ingat moto kita dahulu, siapa yang menguasai media dia yang berkuasa, jangan sampe orang muslim selalu disudutkan dan di perlihatkan seperti orang yang cinta kekerasan, seperti mereka menyebut kita ketika masih kuliah dahulu..."
"ya benar itu akhi..." jawabnya, kami berdua terkenang masa lalu yang begitu indah, kami juga tak menyangka akan bertemu lagi setelah sekian lama disebuah kota, sebuah negara yang dari dulu kami perjuangkan, kami serukan agar segara dijauhkan dari penindasan orang kafir, teringat akan seringnya kami turun kejalanan menyuarakan hal tersebut, dan tak jarang pula kami meminta sumbangan dan uluran tangan dermawan agar mau ikut membantu meringankan saudara kita disini, dan sekarang kami berada di tengah tengah mereka dan kami sadar bahwa disini ternyata jauh lebih berat keadaannya dibandingkan yang kami dengar dahulu, dan kami sadar bantuan kami dahulu taklah bisa terlalu banyak menolong mereka,

setelah berbincang bincang panjang akhirnya kami berpisah dan berjanji insyallah akan bertemu lagi disini beberapa hari lagi setelah urusan kami masing masing telah selesai,

aku berjalan ke arah barat untuk mengantarkan abdullah, sedangkan sidiq menuju timur untuk mencari tunangannya yang berada dalam pengawasan tentara israel...

kita akan segera bertemu lagi,...
insyallah....jika allah menghendaki...

akhir perjalanan hari ini.....

2 komentar: