Tulisan Populer

Bahasa

English German Dutch Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Senin, 08 Oktober 2012

Silent Pirates (Journal 2)



~THE FIRST ENCOUNTER~
Ku buka mataku, semuanya terlihat gelap gulita, hanya ada sinar terang rembulan yang menyusup indah dibalik riak riak papan dinding kapal, sebuah suasana yang tenang, laut dan langit saling berdampingan dengan serasinya, sesekali terdengar suara deburan air yang menghantam dinding kapal,
Sejenak ku termenung, lalu aku bangkit dari tempat tidur dan keluar perlahan, suasana sepertinya sepi, tak terdengar suara sibuk ferazo yang lagi latihan, atau detingan dentingan palu craigh laden yang sibuk memperbaiki kapal, dan berbagai suara lain yang biasanya hiruk pikuk dikapal ini, sudah tak terasa hampir satu minggu aku berada dikapal bajak laut ini, perlahan aku mungkin mencoba sedikit terbiasa meski masih sering tersinggung dan sakit hati dengan kata kata beberapa kru kapal, aku mulai mencoba belajar berlatih pedang bersama dengan ferazo atau dengan kapten, sesekali juga membantu craigh memperbaiki kapal, atau ikut mengukur kordinat bersama selena si navigator kapal, dan berbagai hal lainnya dengan kru kapal ini, terkadang kami hanya bersendau gurau, meski aku yang paling sering kena sasaran ejekan, atau melakukan berbagai macam tugas dikapal,
Namun aku masih bingung dengan fiana, terkadang aku disuruh membantunya membersihkan kapal, atau sekedar mencuci piring bersama, tapi karena memang kami yang sama sama pendiam, tak jarang hanya beberapa kata yang muncul dari benak kami, namun entah aku merasa nyaman saja dalam kebisuan kami tersebut,
Langkah berat kakiku berhenti diujung dek kapal bagian depan, kurasakan deru angin yang begitu deras menerpa kapal kami, aroma lautan estoria memang begitu menyejukkan dan menyegarkan, kulihat diatas bulan purnama sedang terang sempurna, bulatan yang indah menerangi sebagian bumi yang sedang gelap,
Lama kutatap bulan tersebut, seperti ada ketenangan tersendiri ketika kumenatapnya, serasa sinar terang bulan tersebut masuk ke relung hati yang paling dalam, menenangkan jiwa yang sedang terluka ini, namun tak berselang lama kemudian sudut mataku menangkap seseorang diujung dek bagian kanan, seseorang yang sedang duduk termenung menghadap keatas, melihat sang rembulan yang bersinar
“fiana….?” Gumamku lirih, wanita diujung sana, dengan menggunakan sebuah baju kaos putih dan rok panjang berwarna orangenya terlihat begitu kontras dengan sekelilingnya yang penuh dengan warna kehitaman,  “ aku harus mencoba mengajakny ngobrol…” batinku mendengung…
Ku langkahkan kakiku mencoba mendekati fiana, sepertinya dia tak sadar ada orang yang mendekatinya, ia terlalu asik dengan lamunannya, aku beranikan duduk disebelahnya meski tak begitu bersandingan,
“fiana….” Ucapku ringan
“eh…sigurd??, sejak kapan” jawab fiana gelagapan, sepertinya ia begitu kaget dengan kedatanganku didekatnya,
“baru saja, hmm…” jawabku singkat sambil tersenyum kepadanya, ia balas dengan senyumanny yang begitu manis tersebut
Setelah itu kami cukup lama terdiam, fiana sepertinya agak sedikit kikuk dan mencoba mengalihkan perhatiannya kearah laut lepas, sedangkan aku hanya bisa menatap kosong purnama diatas sana,
Aku bingung, namun pada akhirnya kucoba untuk nekat membuka percakapan dengannya
“fi..fiana, kamu kenapa disini sendirian??”
“eh, aku hanya ingin melihat bulan, hampir setiap malam sebelum tidur aku duduk disini sendirian” jawab fiana, “ ehmm…kamu sendiri kenapa sigurd??”
“aku terbangun dari tidur malam ku, aku juga hanya ingin mencari udara segar, “  “ehmm..fiana aku boleh tanya sesuatu???
“tentu, apa itu??” jawab fiana pelan
“sebenarnya sudah berapa lama kau ada dikapal ini??” tanyaku penasaran
Dia menoleh kearahku, namun mulutnya tertutup rapat, lalu ia menunduk sejenak
“hmm, ma…maaf kalo pertanyaanku menyinggungmu” selah ku segera takut ia marah atau malah sedih, aku kebingungan, “argh… mestinya tak kutanya tadi… memang aku ini bodoh dalam ngobrol” batinku mengumpat
“ehm, ngak perlu minta maaf sig..” jawabnya pelan sembari tersenyum padaku
“aku udah hampir dua tahun dikapal ini….”jawab fiana singkat..
“memang bagaimana kamu bisa berada dikapal ini??” Tanyaku menyelidiki
“ceritanya panjang….”
“maaf aku ngak bisa cerita….” Jawab fiana lembut lalu ia berdiri dan pergi kekamarnya, meninggalkan aku sendiri didek kapal ini ditemani semiliri angin lautan yang berdegup kencang…
Malam itu adalah pertama kami ngobrol, meski singkat, namun hal tersebut begitu berkesan bagiku, secercah harapan dan tujuan mulai bangkit dan mematik lagi dalam hidupku, semangat hidupku kembali menyala sedikit demi sedikit…
Aku beranjak dan menuju kamarku lagi untuk mengakhiri hari ini dengan tenang
******
“DRUAKKKKK……GEDUMMMMM…..”
Sebuah suara besar nan keras membangunkanku dari tidur panjangku, aku hampir saja terjatuh kalau tanganku tidak sigap memegang tiang kasur jaringku,
“ada apa ini….”gumamku…
Sepertinya kapal bergoyang begitu hebat,
“apa kapal berbenturan dengan karang???, atau ada badai besar??” pikirianku kacau, aku tak tahu apa yang sebenarnya terjadi, dan dalam benakku untuk segera keluar dan melihat apa yang terjadi…
Baru beberapa langkah aku menaiki anak tangga, tiba tiba terdengar suara keras dari luar sana…
“seraaaaaaaaaaaaaaaaannnnnnggggggggggg………” yang diikuti puluhan mungkin hingga ratusan derap langkah kaki membuat kapal semakin bergoyang kencang..
Hingga tibaku diatas dek kapal…
Deg…….. jantungku berdegup, terpampang sebuah kapal besar, mungkin dua kali lipat dari kapal kami dengan lambang jangkar dan sayap malaikat kecil dikedua sisinya, dan tertulis besar dibawahnya “ESTORIA ROYAL MARINE”, yang berkibar gagah menutupi bendera kecil bergambar  gagak hitam dengan topi bajak laut kapal ini,
“ada apa dengan angkatan laut ini…” gumamku sembari melamun, tiba tiba dari samping ada seseorang mencoba menyerangku,
TINGGGGG…….
Tiba tiba muncul seorang gadis menepis pedang lelaki besar dengan baju hitam birunya tersebut,
“fiana…..” ujarku…
“hati hati sig…. mereka angkatan laut, mau mengambil alih kapal kita, bersiaplah…” seru fiana tergesa gesa, baru kali ini aku mendengar suaranya yang biasa lembut berubah menjadi keras dan tegas,
“baiklah…” jawabku, dengan sedikit ragu aku mengambil sebuah pedang yang tergeletak disamping seorang angkatan laut yang telah tak bernyawa tersebut…
“aku akan mencoba….” Gumamku lirih… meski tangan sedikit bergetar aku mencoba mengayunkan pedang kearah beberapa orang yang tak menyadari datangnya seranganku, sekejapa kulihat fiana menggunakan tonfanya bertarung sengit dengan beberapa angkatan laut, dikejauhan aku lihat craigh berlari lari sambil mencari tempat aman dan menembakkan meriam cannon buataannya beberapa hari yang lalu kearah kerumunan angkatan laut,
“BURST CANNON…..”pekik craigh….. dezzzzzz…duarrrrr… sebuah bola meriam menghantam sekelompok angkatan laut dan membuat beberapa angkatan laut jatuh kelaut, dan menyisahkan asap hitam pekat bekas ledakan tadi..
 disisi lain kapal ferazo dengan gesitnya menebas sekelompok angkatan laut yang mengeroyoknya….
“ROYALLL FLASHHHH,,,,,” serunya diiringi dengan gerakan sekejap kilat, dan beberapa detik kemudian beberapa angkatan laut disekitarnya tumbang tak beraturan
Diatas anjungan kapal selena sibuk bertarung satu persatu melawan angkatan laut, dengan gerakan lincah dengan bentuk serangan anggar membuat beberapa lawannya tumbang,
Beberapa kru kapal lainnya juga sibuk meladeni  lawan mereka masing masing, namun aku tak melihat almaido, nahkoda kapal kami, mungkin dia sedang berada dikemudi sekarang, dan aku juga tak melihat dimana kapten jack berada…
Namun memang kami kalah jumlah, dan semakin lama memang kami semakin terdesak dari kejauhan aku lihat fiana semakin kelelahan begitupun dengan aku sebenarnya
“fiannnnaaa…..awas dibelakangmu….” Teriakku kencang sembari berlari kearahnya, seorang angkatan laut mencoba menghunuskan pedangnya kerarah fiana, dari jauh craigh mencoba menembaknya dengan sebuah senapan angin laras panjang, namun sayang sang sniper elit kami tersebut gagal menembak lelaki tersebut dikarenakan kapal yang sedikit bergoyag membuat tembakannya mleset hanya beberapa senti dari sudut kakinya,
“CRASHHH……..”
“ERghhhhh…….” Lengking ku keras…..
Aku berhasil menahan serangan lelaki tersebut namun pedang tersebut menghunus  tangan kiriku membuat darah segar mengalir dari tangan tersebut….
“sig……” ujar fiana pelan ia langsung menghajar lelaki tersebut…
Ia langsung membopongku kebelakang dek…
Tiba tiba langit berubah menjadi gelap dan mulai bergemuruh….
Letupan letupan listrik terlihat mulai keluar dari awan gelap tersebut…
“THUNDER ARROW….!!!!!!!!” Pekik seseorang dari kejauhan sana…. Lelaki besar tinggi itu…
“kapten…” ujarku lirih….
Dan seketika dari awan hitam tersebut muncul petir kecil kecil yang menyambar setiap kru angkatan laut yang berada di atas kapal kami, seketika kapal kami mulai bergerak menjauhi kapal angkatan laut tersebut, sepertinya almaido berhasil melepaskan kapal kecil kami ini dari cengkraman kapal tersebut..
“KAUUUU BOLEHHHH SELAMAT KALI INI BARBOSA, tapi lain kali aku akan menghancurkanmu…!!!” teriak seorang laki laki dikapal angkatan laut tersebut….
“TERUSLAH BERHARAP NICK….. HAHAHAHAHA” jawab kapten dengan tak kalah kerasnya,
Semakin lama kapal kami semakin menjauhi kapal besar tersebut, rasa perih masih tetap menjalar dari tanganku, fiana sedang sibuk memperbannya, aku hanya bisa merintih, namun aku terkejut dengan apa yang kulihat di kapal tersebut, terlihat jelas dibalik jendela seorang laki laki menghadap menyamping, namun aku yakin itu dia….
“Revan………..”

END OF THIS JOURNAL.....

lanjut ke journal 3 

2 komentar:

  1. cuman mau bilang kalau ini “KAUUUU BOLEHHHH SELAMAT KALI INI BARBOSA, tapi lain kali aku akan menghancurkanmu…!!!” klise lho ._.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ahahaha, iya memang rada klise kata ktanya, tapi ntar hubungan kedua org ini dan latar belakangnya mudah2an nda terlalu klise..

      btw, thanks udah maen kesini dan baca cerbungnya :D

      Hapus