~THE FIRST ENCOUNTER~
Ku buka mataku, semuanya terlihat gelap gulita, hanya ada
sinar terang rembulan yang menyusup indah dibalik riak riak papan dinding
kapal, sebuah suasana yang tenang, laut dan langit saling berdampingan dengan
serasinya, sesekali terdengar suara deburan air yang menghantam dinding kapal,
Sejenak ku termenung, lalu aku bangkit dari tempat tidur dan
keluar perlahan, suasana sepertinya sepi, tak terdengar suara sibuk ferazo yang
lagi latihan, atau detingan dentingan palu craigh laden yang sibuk memperbaiki
kapal, dan berbagai suara lain yang biasanya hiruk pikuk dikapal ini, sudah tak
terasa hampir satu minggu aku berada dikapal bajak laut ini, perlahan aku
mungkin mencoba sedikit terbiasa meski masih sering tersinggung dan sakit hati
dengan kata kata beberapa kru kapal, aku mulai mencoba belajar berlatih pedang
bersama dengan ferazo atau dengan kapten, sesekali juga membantu craigh
memperbaiki kapal, atau ikut mengukur kordinat bersama selena si navigator
kapal, dan berbagai hal lainnya dengan kru kapal ini, terkadang kami hanya
bersendau gurau, meski aku yang paling sering kena sasaran ejekan, atau
melakukan berbagai macam tugas dikapal,
Namun aku masih bingung dengan fiana, terkadang aku disuruh
membantunya membersihkan kapal, atau sekedar mencuci piring bersama, tapi
karena memang kami yang sama sama pendiam, tak jarang hanya beberapa kata yang
muncul dari benak kami, namun entah aku merasa nyaman saja dalam kebisuan kami
tersebut,
Langkah berat kakiku berhenti diujung dek kapal bagian
depan, kurasakan deru angin yang begitu deras menerpa kapal kami, aroma lautan
estoria memang begitu menyejukkan dan menyegarkan, kulihat diatas bulan purnama
sedang terang sempurna, bulatan yang indah menerangi sebagian bumi yang sedang
gelap,
Lama kutatap bulan tersebut, seperti ada ketenangan
tersendiri ketika kumenatapnya, serasa sinar terang bulan tersebut masuk ke
relung hati yang paling dalam, menenangkan jiwa yang sedang terluka ini, namun
tak berselang lama kemudian sudut mataku menangkap seseorang diujung dek bagian
kanan, seseorang yang sedang duduk termenung menghadap keatas, melihat sang
rembulan yang bersinar
“fiana….?” Gumamku lirih, wanita diujung sana, dengan
menggunakan sebuah baju kaos putih dan rok panjang berwarna orangenya terlihat
begitu kontras dengan sekelilingnya yang penuh dengan warna kehitaman, “ aku harus mencoba mengajakny ngobrol…”
batinku mendengung…
Ku langkahkan kakiku mencoba mendekati fiana, sepertinya dia
tak sadar ada orang yang mendekatinya, ia terlalu asik dengan lamunannya, aku
beranikan duduk disebelahnya meski tak begitu bersandingan,
“fiana….” Ucapku ringan
“eh…sigurd??, sejak kapan” jawab fiana gelagapan, sepertinya
ia begitu kaget dengan kedatanganku didekatnya,
“baru saja, hmm…” jawabku singkat sambil tersenyum
kepadanya, ia balas dengan senyumanny yang begitu manis tersebut
Setelah itu kami cukup lama terdiam, fiana sepertinya agak
sedikit kikuk dan mencoba mengalihkan perhatiannya kearah laut lepas, sedangkan
aku hanya bisa menatap kosong purnama diatas sana,
Aku bingung, namun pada akhirnya kucoba untuk nekat membuka
percakapan dengannya
“fi..fiana, kamu kenapa disini sendirian??”
“eh, aku hanya ingin melihat bulan, hampir setiap malam
sebelum tidur aku duduk disini sendirian” jawab fiana, “ ehmm…kamu sendiri
kenapa sigurd??”
“aku terbangun dari tidur malam ku, aku juga hanya ingin
mencari udara segar, “ “ehmm..fiana aku
boleh tanya sesuatu???
“tentu, apa itu??” jawab fiana pelan
“sebenarnya sudah berapa lama kau ada dikapal ini??” tanyaku
penasaran
Dia menoleh kearahku, namun mulutnya tertutup rapat, lalu ia
menunduk sejenak
“hmm, ma…maaf kalo pertanyaanku menyinggungmu” selah ku
segera takut ia marah atau malah sedih, aku kebingungan, “argh… mestinya tak
kutanya tadi… memang aku ini bodoh dalam ngobrol” batinku mengumpat
“ehm, ngak perlu minta maaf sig..” jawabnya pelan sembari
tersenyum padaku
“aku udah hampir dua tahun dikapal ini….”jawab fiana
singkat..
“memang bagaimana kamu bisa berada dikapal ini??” Tanyaku
menyelidiki
“ceritanya panjang….”
“maaf aku ngak bisa cerita….” Jawab fiana lembut lalu ia
berdiri dan pergi kekamarnya, meninggalkan aku sendiri didek kapal ini ditemani
semiliri angin lautan yang berdegup kencang…
Malam itu adalah pertama kami ngobrol, meski singkat, namun
hal tersebut begitu berkesan bagiku, secercah harapan dan tujuan mulai bangkit
dan mematik lagi dalam hidupku, semangat hidupku kembali menyala sedikit demi
sedikit…
Aku beranjak dan menuju kamarku lagi untuk mengakhiri hari
ini dengan tenang
******
“DRUAKKKKK……GEDUMMMMM…..”
Sebuah suara besar nan keras membangunkanku dari tidur
panjangku, aku hampir saja terjatuh kalau tanganku tidak sigap memegang tiang
kasur jaringku,
“ada apa ini….”gumamku…
Sepertinya kapal bergoyang begitu hebat,
“apa kapal berbenturan dengan karang???, atau ada badai
besar??” pikirianku kacau, aku tak tahu apa yang sebenarnya terjadi, dan dalam
benakku untuk segera keluar dan melihat apa yang terjadi…
Baru beberapa langkah aku menaiki anak tangga, tiba tiba
terdengar suara keras dari luar sana…
“seraaaaaaaaaaaaaaaaannnnnnggggggggggg………” yang diikuti
puluhan mungkin hingga ratusan derap langkah kaki membuat kapal semakin
bergoyang kencang..
Hingga tibaku diatas dek kapal…
Deg…….. jantungku berdegup, terpampang sebuah kapal besar,
mungkin dua kali lipat dari kapal kami dengan lambang jangkar dan sayap
malaikat kecil dikedua sisinya, dan tertulis besar dibawahnya “ESTORIA ROYAL
MARINE”, yang berkibar gagah menutupi bendera kecil bergambar gagak hitam dengan topi bajak laut kapal ini,
“ada apa dengan angkatan laut ini…” gumamku sembari melamun,
tiba tiba dari samping ada seseorang mencoba menyerangku,
TINGGGGG…….
Tiba tiba muncul seorang gadis menepis pedang lelaki besar
dengan baju hitam birunya tersebut,
“fiana…..” ujarku…
“hati hati sig…. mereka angkatan laut, mau mengambil alih
kapal kita, bersiaplah…” seru fiana tergesa gesa, baru kali ini aku mendengar
suaranya yang biasa lembut berubah menjadi keras dan tegas,
“baiklah…” jawabku, dengan sedikit ragu aku mengambil sebuah
pedang yang tergeletak disamping seorang angkatan laut yang telah tak bernyawa
tersebut…
“aku akan mencoba….” Gumamku lirih… meski tangan sedikit
bergetar aku mencoba mengayunkan pedang kearah beberapa orang yang tak
menyadari datangnya seranganku, sekejapa kulihat fiana menggunakan tonfanya
bertarung sengit dengan beberapa angkatan laut, dikejauhan aku lihat craigh
berlari lari sambil mencari tempat aman dan menembakkan meriam cannon
buataannya beberapa hari yang lalu kearah kerumunan angkatan laut,
“BURST CANNON…..”pekik craigh….. dezzzzzz…duarrrrr… sebuah
bola meriam menghantam sekelompok angkatan laut dan membuat beberapa angkatan
laut jatuh kelaut, dan menyisahkan asap hitam pekat bekas ledakan tadi..
disisi lain kapal
ferazo dengan gesitnya menebas sekelompok angkatan laut yang mengeroyoknya….
“ROYALLL FLASHHHH,,,,,” serunya diiringi dengan gerakan
sekejap kilat, dan beberapa detik kemudian beberapa angkatan laut disekitarnya
tumbang tak beraturan
Diatas anjungan kapal selena sibuk bertarung satu persatu
melawan angkatan laut, dengan gerakan lincah dengan bentuk serangan anggar
membuat beberapa lawannya tumbang,
Beberapa kru kapal lainnya juga sibuk meladeni lawan mereka masing masing, namun aku tak
melihat almaido, nahkoda kapal kami, mungkin dia sedang berada dikemudi
sekarang, dan aku juga tak melihat dimana kapten jack berada…
Namun memang kami kalah jumlah, dan semakin lama memang kami
semakin terdesak dari kejauhan aku lihat fiana semakin kelelahan begitupun
dengan aku sebenarnya
“fiannnnaaa…..awas dibelakangmu….” Teriakku kencang sembari
berlari kearahnya, seorang angkatan laut mencoba menghunuskan pedangnya kerarah
fiana, dari jauh craigh mencoba menembaknya dengan sebuah senapan angin laras
panjang, namun sayang sang sniper elit kami tersebut gagal menembak lelaki
tersebut dikarenakan kapal yang sedikit bergoyag membuat tembakannya mleset
hanya beberapa senti dari sudut kakinya,
“CRASHHH……..”
“ERghhhhh…….” Lengking ku keras…..
Aku berhasil menahan serangan lelaki tersebut namun pedang
tersebut menghunus tangan kiriku membuat
darah segar mengalir dari tangan tersebut….
“sig……” ujar fiana pelan ia langsung menghajar lelaki
tersebut…
Ia langsung membopongku kebelakang dek…
Tiba tiba langit berubah menjadi gelap dan mulai
bergemuruh….
Letupan letupan listrik terlihat mulai keluar dari awan
gelap tersebut…
“THUNDER ARROW….!!!!!!!!” Pekik seseorang dari kejauhan
sana…. Lelaki besar tinggi itu…
“kapten…” ujarku lirih….
Dan seketika dari awan hitam tersebut muncul petir kecil
kecil yang menyambar setiap kru angkatan laut yang berada di atas kapal kami,
seketika kapal kami mulai bergerak menjauhi kapal angkatan laut tersebut,
sepertinya almaido berhasil melepaskan kapal kecil kami ini dari cengkraman
kapal tersebut..
“KAUUUU BOLEHHHH SELAMAT KALI INI BARBOSA, tapi lain kali
aku akan menghancurkanmu…!!!” teriak seorang laki laki dikapal angkatan laut
tersebut….
“TERUSLAH BERHARAP NICK….. HAHAHAHAHA” jawab kapten dengan
tak kalah kerasnya,
Semakin lama kapal kami semakin menjauhi kapal besar
tersebut, rasa perih masih tetap menjalar dari tanganku, fiana sedang sibuk
memperbannya, aku hanya bisa merintih, namun aku terkejut dengan apa yang
kulihat di kapal tersebut, terlihat jelas dibalik jendela seorang laki laki
menghadap menyamping, namun aku yakin itu dia….
“Revan………..”
cuman mau bilang kalau ini “KAUUUU BOLEHHHH SELAMAT KALI INI BARBOSA, tapi lain kali aku akan menghancurkanmu…!!!” klise lho ._.
BalasHapusahahaha, iya memang rada klise kata ktanya, tapi ntar hubungan kedua org ini dan latar belakangnya mudah2an nda terlalu klise..
Hapusbtw, thanks udah maen kesini dan baca cerbungnya :D