~THE INVITED~
Deru angin semakin kencang membuat kapal silveromni
bergoyang keras, air sedikit demi sedikit mulai jatuh membasahi setiap sudut
kapal, ombak semakin kuat menerjang setiap dinding kapal yang mampu ia jangkau,
bunyi gemuruh tak kalah semaraknya mengiringi kemunculan sebuah benda besar
yang terselubung oleh tabir kabut putih yang begitu pekat, menyembunyikan apa
yang sebenarnya ada didalamnya, perlahan namun pasti, benda tersebut semakin
lama semakin terlihat, mulai dari hanya bayangan hitam yang begitu besar
berevolusi dengan cepatnya, menjadi sebuah bentuk benda yang nyata, perlahan
demi perlahan kapal besar itu muncul, sebuah gambar kompas begitu besar
terpampang dengan nyata dilayar utama kapal tersebut..
beberapa anggota kru mulai keluar dari dalam kamar mereka
masing masing, tentu dengan sejuta pertanyaan yang ada dibenak mereka, apa yang
sebenarnya terjadi??
Kapten jack, selena dan almaido segera berlari menuju deck
yang berada tepat didepan kapal, mereka berdiri tegak bersiap akan apa yang
terjadi selanjutnya, kini topi merah bajak laut kapten tak lagi berada
ditempatnya menguraikan rambut sebahunya yang sebagian sudah memutih, jubah
merah bajak lautnya juga tak kala berkibar dengan kerasnya diterpa angin badai
yang begitu kuat tersebut, arrow tampak
tetap setia bertengger dibahu kapten, almaido dengan baju kaos putihnya serta
celana pendek berwarna biru tegak dengan tenang disana, rambut cepaknya
terlihat mulai basah oleh hujan yang mulai turun, begitu juga dengan selena,
rambut panjangnya berkibar dengan keras keseluruh arah, pedang tipis
dipinggangnya bergerak dan bergoyang tak karuan karena diterpa dahsyatnya badai
ini.
Aku tetap berdiri didekat pintu ruang navigasi, tak ada
nyali ku untuk bergabung dengan mereka,
“ada apa sig…” suara tegas muncul dari belakang bertanya
kepadaku, meski sedikit samar samar karena kalah beradu dengan suara orchestra
alam yang sedang berlangsung ini
“sepertinya itu weather strom pirates “ ujarku pelan ke
ferazo yang sedang berdiri disampingku, mendengar hal itu ia langsung segera
berlari, rambut tipis berkuncir dibelakangnya bergoyang keras ketika ia berlari
kearah barisan tadi, disusul oleh craigh yang juga berlari kesana, terlihat
googlenya masih terpasang dengan semerawut serta rompi bajunya yang juga kumal,
ditangannya masih terpegang sebuah benda yang ia sebut Artuna tadi,
Sudut mataku menangkap fiana yang sedang tegak sendiri
sembari memegang salah satu tiang pilar penyangga kapal ini, rambut pendek
orangenya berkibar indah, begitu juga dengan baju dan rok panjangnya yang
berkibar seirama dengan rambutnya tersebut, matanya sendu melihat ini namun
waspada.
Dengan pelan aku ikut melangkah menuju arah fiana,
sepertinya ia menyadari kedatanganku
“sig…kau sudah tak apa??” Tanya nya pelan…
“apa….??” Tanyaku lagi aku tak begitu dengan suaranya
“kau sudah tak apa apa???” tanyanya lagi namun dengan suara
yang lebih keras
“iya, lumayan….” Jawabku pelan sembari tersenyum
“syukurlah..” katanya singkat sembari memberikan senyum
manisnya itu.
Ketika sedang sibuk berbicara dengan fiana tak kusangka
kapal tadi telah terpampang dengan gagahnya, mungkin lebih besar 2 kali lipat
dari kapal angkatan laut kemarin, sehingga membuat kapal kami begitu kerdil
didepannya. Seketika badai yang tadi berhenti dengan tiba tiba, semuanya
mendadak tenang, seperti tak terjadi apa apa, dari atas kapal tersebut, tampak
suatu benda kecil terbang dan bergerak mengarah kekami.
Semakin lama benda tersebut semakin jelas, sebuah daun lebar
berwarna hijau terbang perlahan kearah kapal silveromni, diatasnya berdiri
seorang laki-laki berbada kecil dengan rambut yang pendek berwarna hijau,
matanya tertutup sebelah oleh eyepatch, baju jubah hijau bergaris hitamnya
berkibar keras ketika ia menuju kearah kami, sepertinya usianya masih muda dan
tak jauh berbeda denganku…
“lama tak berjumpa jack…” Tanya lelaki tersebut santai
ketika daun lebarnya telah sampai didepan jack dan yang lainnya, daun tersebut
tetap melayang mengangkat lelaki tersebut
Apakah ini rain??, gumamku… mungkinkah dalam usia semuda itu
ia sudah begitu kuat… otakku berspekulasi..
“lama tak jumpa leaf…” ujar kapten, sepertinya dugaanku
meleset
“ada keperluan apa kalian datang kemari…??” Tanya kapten
lagi, sembari dengan giginya yang gemertak keras
“santai jack.. tak perlu terburu-buru seperti itu, setidaknya
kau bisa menjamuku dulu bukan, hahaha”
“tak usah basa basi leaf, apa sebenarnya mau kalian??”
bentak kapten dengan keras
“yahh… baiklah kalau begitu, jadi aku tak perlu berlama-lama
dikapal kerdil ini, padahal kaptenku meminta untuk menyampaikan pesan ini
dengan lebih bersahabat, kalau begitu terima ini” ujar leaf sembari melemparkan
sebuah gulungan kertas kearah kapten, kapten menangkapnya dengan sigap
“apa ini??”
“sebuah undangan, seperti yang kau tahu, Zedveline dan bajak
laut salamandernya hancur dibantai oleh rian flamenggo dari estoria royal
marine seminggu yang lalu…, jadi anggota Ten Pirate Commandement berkurang
satu..”
“lalu apa hubungannya denganku…??”
“baca saja sendiri sisahnya, aku kira kau bisa baca…” jawab leaf
ketus, dan kembali angin membawa daun lebarnya tersebut terbang kembali keatas
kapal tersebut, lalu cuaca tiba-tiba mendung lagi seperti semula, angin kembali
bergemuruh, ombak kembali bergoyang keras dan perlahan kabut mulai menutupi
kapal tersebut, kapal tersebut kembali bergerak dan hilang ditelan kabut,
setelah itu cuaca kembali cerah dan kembali seperti tak terjadi apa-apa, tenang
dan damai..
Kapten mengenggam erat gulungan kertas tersebut, tangannya
sigap membuka gulungan kertas tersebut dengan perlahan, kami semua bergerak menggeromboli
kapten, aku tegak menyelinap diselah antara kapten dan alamido, namun tak dapat
aku lihat dengan jelas tulisan tersebut.
Kuperhatikan raut wajah kapten berubah dengan tiba-tiba, ia
sepertinya kaget dengan isi tulisan gulungan tersebut.
“apa maksudnya ini kapten??” Tanya almaido..
“apa mungkin..” desak selena, hanya keduanya yang bisa ikut
membaca dengan jelas tulisan tadi..
Kapten melempar gulungan tersebut, ia berjalan dengan gontai
menjauhi kerumunan kami, ia seperti tak mempercayai tulisan tersebut, gulungan
yang tadi terlempar sudah berada ditangan craigh sekarang, kami bergerombolan
mengerubutinya,..
“argh…. Tolong menyingkir… sesak tau!!!” ujar craigh kesal,
ia sesak napas karena dikerubuti orang sebanyak itu, namun kami tak memperdulikannya,
“apa??? Kapten diminta menjadi salah satu ten pirate
commandement???” ujar keras salah satu kru bajak laut kami,
“hebat…ini hebat….!!!”ujar yang satunya lagi…
“apakah benar?? Ini tidak mungkin…. Bisa juga ternyata situa
itu mendapat prestasi yang keren” sambung craigh cengegesan.
Kulihat selena, almaido dan ferazo sudah tak berada ditempat
itu lagi, entah kemana mereka pergi, akhirnya setelah semuanya bosan, gulungan
tadi diserahkan kepadaku, aku baca dengan seksama apa yang sebenarnya ada dalam
tulisan tersebut, kubuka dan terbentanglah sebuah tulisan besar pertama
THE TEN COMMANDEMENT
UNDANGAN KEANGGOTAAN
Sehubung dengan
tewasnya salah satu rekan kita,zedveline dari territorial lautan benua cleria,
sehingga organisasi kita kehilangan salah satu dari 10 kepalanya, oleh karena
itu kami meminta kamu JACK BARBOSSA dari blackcrow pirate untuk mengantikan
posisinya,
9 kapten dari masing
masing kepala ten commandement akan hadir dalam pelantikan tersebut, dan
acaranya akan dimulai 1 bulan lagi di pulau vertigo, kepulauan derka.
Tertanda
~Rain~
Jujur, aku masih bingung dengan maksud dari surat ini??, apa
itu ten commandement?? Dan siapa pula si zedvilne, dan setahu aku rian
flamenggo itu atasan kapten dulu ketika ia masih diangkatan laut.
Yang pasti yang kutahui cleria adalah 1 dari 3 teritoral
besar dimuka bumi ini, selain benua estoria yang berada di timur dan kepulauan
derka yang berada diselatan, dan kami akan segera ke pulau vertigo yang berada
di kepulauan derka.
Argh…. Kepala kupusing, terlalu banyak kejadian yang kualami
dua minggu ini semenjak berada dikapal bajak laut yang tak jelas ini, namun
yang pasti, suatu hal yang kusuka…
“akhirnya impian itu tercapai, impian masa kecilku untuk
bertualang keliling dunia kini sudah ada didepan mata”
Mataku menatap tajam lurus, kukepalkan keras keras tangan
kananku sembari Kuteriakkan kata kata itu berulang kali, membahana memecah
samudra yang terbentang luas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar