Tulisan Populer

Bahasa

English German Dutch Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Kamis, 01 November 2012

Silent Pirates (Journal 4)



~THE INVITED~
Deru angin semakin kencang membuat kapal silveromni bergoyang keras, air sedikit demi sedikit mulai jatuh membasahi setiap sudut kapal, ombak semakin kuat menerjang setiap dinding kapal yang mampu ia jangkau, bunyi gemuruh tak kalah semaraknya mengiringi kemunculan sebuah benda besar yang terselubung oleh tabir kabut putih yang begitu pekat, menyembunyikan apa yang sebenarnya ada didalamnya, perlahan namun pasti, benda tersebut semakin lama semakin terlihat, mulai dari hanya bayangan hitam yang begitu besar berevolusi dengan cepatnya, menjadi sebuah bentuk benda yang nyata, perlahan demi perlahan kapal besar itu muncul, sebuah gambar kompas begitu besar terpampang dengan nyata dilayar utama kapal tersebut..
beberapa anggota kru mulai keluar dari dalam kamar mereka masing masing, tentu dengan sejuta pertanyaan yang ada dibenak mereka, apa yang sebenarnya terjadi??
Kapten jack, selena dan almaido segera berlari menuju deck yang berada tepat didepan kapal, mereka berdiri tegak bersiap akan apa yang terjadi selanjutnya, kini topi merah bajak laut kapten tak lagi berada ditempatnya menguraikan rambut sebahunya yang sebagian sudah memutih, jubah merah bajak lautnya juga tak kala berkibar dengan kerasnya diterpa angin badai yang begitu  kuat tersebut, arrow tampak tetap setia bertengger dibahu kapten, almaido dengan baju kaos putihnya serta celana pendek berwarna biru tegak dengan tenang disana, rambut cepaknya terlihat mulai basah oleh hujan yang mulai turun, begitu juga dengan selena, rambut panjangnya berkibar dengan keras keseluruh arah, pedang tipis dipinggangnya bergerak dan bergoyang tak karuan karena diterpa dahsyatnya badai ini.
Aku tetap berdiri didekat pintu ruang navigasi, tak ada nyali ku untuk bergabung dengan mereka,
“ada apa sig…” suara tegas muncul dari belakang bertanya kepadaku, meski sedikit samar samar karena kalah beradu dengan suara orchestra alam yang sedang berlangsung ini
“sepertinya itu weather strom pirates “ ujarku pelan ke ferazo yang sedang berdiri disampingku, mendengar hal itu ia langsung segera berlari, rambut tipis berkuncir dibelakangnya bergoyang keras ketika ia berlari kearah barisan tadi, disusul oleh craigh yang juga berlari kesana, terlihat googlenya masih terpasang dengan semerawut serta rompi bajunya yang juga kumal, ditangannya masih terpegang sebuah benda yang ia sebut Artuna tadi,
Sudut mataku menangkap fiana yang sedang tegak sendiri sembari memegang salah satu tiang pilar penyangga kapal ini, rambut pendek orangenya berkibar indah, begitu juga dengan baju dan rok panjangnya yang berkibar seirama dengan rambutnya tersebut, matanya sendu melihat ini namun waspada.
Dengan pelan aku ikut melangkah menuju arah fiana, sepertinya ia menyadari kedatanganku
“sig…kau sudah tak apa??” Tanya nya pelan…
“apa….??” Tanyaku lagi aku tak begitu dengan suaranya
“kau sudah tak apa apa???” tanyanya lagi namun dengan suara yang lebih keras
“iya, lumayan….” Jawabku pelan sembari tersenyum
“syukurlah..” katanya singkat sembari memberikan senyum manisnya itu.
Ketika sedang sibuk berbicara dengan fiana tak kusangka kapal tadi telah terpampang dengan gagahnya, mungkin lebih besar 2 kali lipat dari kapal angkatan laut kemarin, sehingga membuat kapal kami begitu kerdil didepannya. Seketika badai yang tadi berhenti dengan tiba tiba, semuanya mendadak tenang, seperti tak terjadi apa apa, dari atas kapal tersebut, tampak suatu benda kecil terbang dan bergerak mengarah kekami.
Semakin lama benda tersebut semakin jelas, sebuah daun lebar berwarna hijau terbang perlahan kearah kapal silveromni, diatasnya berdiri seorang laki-laki berbada kecil dengan rambut yang pendek berwarna hijau, matanya tertutup sebelah oleh eyepatch, baju jubah hijau bergaris hitamnya berkibar keras ketika ia menuju kearah kami, sepertinya usianya masih muda dan tak jauh berbeda denganku…
“lama tak berjumpa jack…” Tanya lelaki tersebut santai ketika daun lebarnya telah sampai didepan jack dan yang lainnya, daun tersebut tetap melayang mengangkat lelaki tersebut
Apakah ini rain??, gumamku… mungkinkah dalam usia semuda itu ia sudah begitu kuat… otakku berspekulasi..
“lama tak jumpa leaf…” ujar kapten, sepertinya dugaanku meleset
“ada keperluan apa kalian datang kemari…??” Tanya kapten lagi, sembari dengan giginya yang gemertak keras
“santai jack.. tak perlu terburu-buru seperti itu, setidaknya kau bisa menjamuku dulu bukan, hahaha”
“tak usah basa basi leaf, apa sebenarnya mau kalian??” bentak kapten dengan keras
“yahh… baiklah kalau begitu, jadi aku tak perlu berlama-lama dikapal kerdil ini, padahal kaptenku meminta untuk menyampaikan pesan ini dengan lebih bersahabat, kalau begitu terima ini” ujar leaf sembari melemparkan sebuah gulungan kertas kearah kapten, kapten menangkapnya dengan sigap
“apa ini??”
“sebuah undangan, seperti yang kau tahu, Zedveline dan bajak laut salamandernya hancur dibantai oleh rian flamenggo dari estoria royal marine seminggu yang lalu…, jadi anggota Ten Pirate Commandement berkurang satu..”
“lalu apa hubungannya denganku…??”
“baca saja sendiri sisahnya, aku kira kau bisa baca…” jawab leaf ketus, dan kembali angin membawa daun lebarnya tersebut terbang kembali keatas kapal tersebut, lalu cuaca tiba-tiba mendung lagi seperti semula, angin kembali bergemuruh, ombak kembali bergoyang keras dan perlahan kabut mulai menutupi kapal tersebut, kapal tersebut kembali bergerak dan hilang ditelan kabut, setelah itu cuaca kembali cerah dan kembali seperti tak terjadi apa-apa, tenang dan damai..
Kapten mengenggam erat gulungan kertas tersebut, tangannya sigap membuka gulungan kertas tersebut dengan perlahan, kami semua bergerak menggeromboli kapten, aku tegak menyelinap diselah antara kapten dan alamido, namun tak dapat aku lihat dengan jelas tulisan tersebut.
Kuperhatikan raut wajah kapten berubah dengan tiba-tiba, ia sepertinya kaget dengan isi tulisan gulungan tersebut.
“apa maksudnya ini kapten??” Tanya almaido..
“apa mungkin..” desak selena, hanya keduanya yang bisa ikut membaca dengan jelas tulisan tadi..
Kapten melempar gulungan tersebut, ia berjalan dengan gontai menjauhi kerumunan kami, ia seperti tak mempercayai tulisan tersebut, gulungan yang tadi terlempar sudah berada ditangan craigh sekarang, kami bergerombolan mengerubutinya,..
“argh…. Tolong menyingkir… sesak tau!!!” ujar craigh kesal, ia sesak napas karena dikerubuti orang sebanyak itu, namun kami tak memperdulikannya,
“apa??? Kapten diminta menjadi salah satu ten pirate commandement???” ujar keras salah satu kru bajak laut kami,
“hebat…ini hebat….!!!”ujar yang satunya lagi…
“apakah benar?? Ini tidak mungkin…. Bisa juga ternyata situa itu mendapat prestasi yang keren” sambung craigh cengegesan.
Kulihat selena, almaido dan ferazo sudah tak berada ditempat itu lagi, entah kemana mereka pergi, akhirnya setelah semuanya bosan, gulungan tadi diserahkan kepadaku, aku baca dengan seksama apa yang sebenarnya ada dalam tulisan tersebut, kubuka dan terbentanglah sebuah tulisan besar pertama
THE TEN COMMANDEMENT
UNDANGAN KEANGGOTAAN
Sehubung dengan tewasnya salah satu rekan kita,zedveline dari territorial lautan benua cleria, sehingga organisasi kita kehilangan salah satu dari 10 kepalanya, oleh karena itu kami meminta kamu JACK BARBOSSA dari blackcrow pirate untuk mengantikan posisinya,
9 kapten dari masing masing kepala ten commandement akan hadir dalam pelantikan tersebut, dan acaranya akan dimulai 1 bulan lagi di pulau vertigo, kepulauan derka.
Tertanda

~Rain~

Jujur, aku masih bingung dengan maksud dari surat ini??, apa itu ten commandement?? Dan siapa pula si zedvilne, dan setahu aku rian flamenggo itu atasan kapten dulu ketika ia masih diangkatan laut.
Yang pasti yang kutahui cleria adalah 1 dari 3 teritoral besar dimuka bumi ini, selain benua estoria yang berada di timur dan kepulauan derka yang berada diselatan, dan kami akan segera ke pulau vertigo yang berada di kepulauan derka.
Argh…. Kepala kupusing, terlalu banyak kejadian yang kualami dua minggu ini semenjak berada dikapal bajak laut yang tak jelas ini, namun yang pasti, suatu hal yang kusuka…
“akhirnya impian itu tercapai, impian masa kecilku untuk bertualang keliling dunia kini sudah ada didepan mata”
Mataku menatap tajam lurus, kukepalkan keras keras tangan kananku sembari Kuteriakkan kata kata itu berulang kali, membahana memecah samudra yang terbentang luas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar