Tulisan Populer

Bahasa

English German Dutch Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Rabu, 15 Januari 2014

Silent Pirates (Journal 5)

~  TIME TO PRACTICE ~



Beberapa hari sudah terlewati semenjak kedatangan weather strom pirates dan undangan tersebut, dan sudah beberapa hari ini pula kapten lebih sering mengurung diri dikamar, begitu juga dengan selena, almaido dan ferazo, mereka lebih sering melamun sekarang, entah apa maksud dari undangan tersebut aku juga masih bingung, ingin sekali kutanyakan langsung kekapten, namun aku tak punya nyali untuk bicara begitu pada mereka, yah… suatu kebetulan saja, atau entah emang aku sekarang udah mulai bisa akrab sama beberapa kru, sehingga aku bisa lebih sering buka suara sekarang.
“nah….., ternyata disini kau boy…” tiba tiba suara yang familiar mengejutkanku
“owh ternyata kau craigh, ada apa??”
“haaahhhh… masak kau lupa dengan janjimu?? Yang tiga hari lewat, dan kulihat tanganmu sudah sehat sekrang” ujar craigh sembari melirik tanganku yang sudah tak diperban lagi.
Aku sadar bakal jadi bahan percobaan craigh, muncul pikiranku untuk kabur dari hadapannya, aku coba langkahkan kakiku pelan..pelan…
“eiiitss…. Mau kemana kau boy???” halang craigh, kali ini aku terkejut, bukan karena apa, tangan yang ia buat tersebut memanjang dan mengegam pergelangan tanganku,
“arghhh…apa….ini….!!!” teriakku keheranan
“hehehehe, inilah versi sempuran dari artuna” ujar craigh bangga, sembari mengosok-gosok hidungnya dengan jari telunjuk
“jadi kau siap untuk mencobanya??” tanyanya lagi…
“ehhmmm… tak ada pilihan lain, okelah…” jawabku ringan sembari menerima lengan buatan yang ia lemparkan kepadaku, kusarungkan perlahan tangan tersebut ke tangan kananku, tiba tiba benda tersebut mengunci sendiri…
“wahhh.. apa ini, kenapa nga bisa lepas??” tentu saja aku panic dengan hal itu
“tenang, kau mesti belum terbiasa saja, sekarang coba kau lemaskan pergelangan tanganmu…” jelas craigh
Aku mencobanya, perlahan meski sedikit tegang, namun benda tersebut tetap terkunci juga
“jangan tegang, santai saja, dan coba lemaskan lagi pergelangan tanganmu…”
“ehmm.. baiklah” aku mencoba melemaskannya dan benda tersebut akhirnya terbuka, lalu aku sarungkan lagi benda tersebut karena penasaran
“lalu apa kelebihan lain dari alat ini??” tanyaku
“baiklah, akan aku jelaskan manualnya ya……”ujar craigh
Ada lima fungsi utama yang dapat kau gunakan dari lengan tersebut
Yang pertama tekukkan jempolmu dua kali maka dari punggung benda tersebut akan muncul sebuah pedang panjang.
Yang kedua tekukkan telunjukmu sama dua kali juga maka akan muncul lubang senapan dari punggungnya
Yang ketiga tekukkan  jari tengahmu juga akan membuat tangan tadi memanjang, ukuran panjangnya maksimal hanya 5 meter saja, dan ukurannya dapat kau sesuaikan dengan berapa kali kau menekuk jari tengahmu tersebut, 1 kali untuk satu meter dan seterusnya
Yang keempat tekukkan jari manismu dua kali dan lengan tersebut akan memanjang hingga ke bahumu, itu sebagai pertahanan
Dan yang terakhir tekukkan jari kelingkingmu dua kali dan itu untuk menyimpan senjata atau mengembalikan senjata yang kau keluarkan dengan teknik sebelumnya sehingga menjadi lengan yang normal kembali
Aku menganguk angguk pelan mendengar penjelasan panjang lebar dari craigh, masih ragu apakah memang bisa begitu tapi kalau melihat benda ini tadi bisa memanjang, ada kemungkinan juga??,
“heiii… apa kau tak percaya??” ujar craigh, sepertinya ia menangkap apa isi hatiku
“coba saja dulu boy, baru kau akan terperangah, hehehehe” ujarnya lagi dengan penuh keyakinan, ia mundur beberapa langkah, sepertinya tak ingin kena senjatanya sendiri.

Akupun juga mundur, dengan sigap, aku mulai mencoba menggerakkan jempol tanganku, satu…dua… benda tersebut bergetar kecil dan….
SREEET…. Sebuah pendang panjang keluar dari punggung tangan artuna..
“walah…keren…” ungkapku takjub
“hehehe, baru percaya dia sekarang” jawab craigh
Lalu aku coba tekukkan kelingking dan pedang itu masuk lagi, aku cuba yang laiinya dan ternyata semua keluar seperti yang ia bilang, iseng saja aku mencoba menekuk jari jempol dan telunjuk secara bersamaan, tiba-tiba alat tersebut bergetar keras mencengkram dan rontok satu persatu….
“wahhhhh….my artunaaaaaa…!!!!, kenapa bisa begitu, kau gila boy….!!” Ujar craigh panic, tak menyangka ia maha karyanya bisa rusak karena sedikit keisenganku,
“aduuhh….kau apakan tadii..??” tanyanya sembari memungut kepingan kepingan artuna yang berceceran
“aku hanya iseng menekuk kedua jariku secara bersamaan itu saja…” jawabku entang…, meski sebenarnya aku panik dan merasa ngak enak hati juga…
“arghhh…tadikan tak aku instruksikan begitu boy….” Ujar craigh kesal, ia lalu mengumpulkan semuanya dan berlari keteteran menuju ruang labnya lagi….sembari berteriak “ohhh….maha karyaku…”
Aku membalikkan badan dan akan segera pergi ketempat lain tiba tiba ia keluar lagi
“boyy… tunggu ya, kalau ini bagus lagi kau harus menjadi percobaannya lagi, itu hukumannya….!!!” Ketus craigh keras sembari berlari masuk lagi kedalam labnya
“okeee…..” jawabku panjang sembari berjalan kedek belakang
“sudah main-mainnya???” tiba tiba suara tegas mendengung disampingku, ferazo berdiri sembari memegang pedan yang diayun ayukannya
“owh.. ferazo…tidak, aku tadi bantu craigh dengan alat barunya..” jawabku pelan
“tak usah banyak alas an, ayo kita lanjut latihan lagi, aku perhatikan kemarin ketika serangan angkatan laut, memegang pedang saja kau gemetaran, masa dengan fiana saja kau kalah…!” sindirnya lagi..
“maaf…” jawabku pelan
“ehmm, heran juga… mestinya kau itu bisa seperti kakekmu…”
“ah… kau kenal kakekku??” tanyaku keheranan, bagaimana lelaki ini bisa kenal dengan kakekku
“tentu saja, dia itu guruku…, apa kau sudah lupa kejadian 10 tahun yang lalu??”
“eh…kau pemuda itu..?” tanyaku, ingatanku kembali kemasa lalu, mengingat ada seorang pemuda berambut gondrong yang sering berlatih pedang dengan kakek, ia juga bersama revan begitu tekun mempelajari pedang pada waktu itu, aku pada waktu itu hanya bermain main saja.
“sudahlah itu tak penting, setidaknya sekarang aku akan mengajarkanmu bagaimana memegang pedang yang benar” ketus ferazo, ia lalu menunjukkan tangannya kearahku, caranya menggam pedang dengan keras, lalu posisi masing masing jarinya juga.
“coba kau peraktekkan..”
“baiklah..” aku segera mencoba apa yang ia tunjukkan tadi, namun entah mengapa tanganku gemetaran hebat sehingga hampir saja pedang itu jatuh dari gengammanku
“coba terus, sampai kamu bisa….aku akan tunggu disini!!” ketus ferazo keras sembari duduk bersila dipinggir dinding kapal
Berulang kali aku mencobanya, namun percuma tetap sama saja, gagal dan gagal, pernah berhasil hilang gemetarannya, namun ketika aku mengayunkan pedang tersebut, tanganku mendadak gemetar dan membuat pedang tersebut terlempar ketanah..
“hmm… berat juga ya, kau tak seperti adikmu, kau tak terbiasa dari kecil,…coba lagi…!!”
“baiklah….” Ujarku, sebenarnya aku sangat tak suka diejek apalagi dibanding bandingkan dengan reven, tapi memang kenyataannya begitu, aku bisa apa??, dan lagian memang salah aku juga yang menghabiskan waktu kecil tidak untuk berlatih seperti mereka
“sekarang, jangan perdulikan gemetaran tersebut, focus saja dengan mengayunkan pedang…” ujarnya lagi, aku coba terus hingga hari sudah sore, dan lumayan ada progress aku sudah bisa mengayukan pedang ini dengan lebih baik.
“yah,.. mau bagaimana lagi, sekarang istirahatlah, besok kita sambung lagi..” ujar ferazo sembari melemparkan handuk kecil kearahku.
“lap keringatmu itu..” ketusnya lagi lalu berlalu kedalam kapal
Aku mengelap wajahku yang penuh dengan keringat, aku masih menggerutu dalam hati, tak terima dengan semua ini, kenapa aku bisa begitu lemah??, kenapa aku tak bisa seperti yang laiinya?? Owh kenapa selalu aku yang sial…dan revan yang beruntung???
DSINGGGGG…..
Tiba – tiba sebuah pedang tertancap di lantai dekat tempat ku berdiri,
“itu berbahaya tau,…” ujarku pelan sembari mengahadap kearah orang yang melemparkan tersebut..
“eh… fi..fiana…. kenapa…” aku terkejut dengan apa yang aku lihat, fianalah yang melemparkan pedang tersebut dan ditangan kirinya ia juga sedang memainkan sebuah pedang yang sama besarnya dengan pedang yang ia lempar tadi.
 Ia diam saja, dan berlari kearah ku sembari berancang – ancang untuk menyerangku dengan pedang yang ada ditangannya, dengan refleks aku tahan pedang tersebut dangan pedang yang berada di sampingku…
TING…...!!!!!, bunyi benturan padang tersebut terdengar hingga penjuru kapal…
“ada apa sebenarnya, apakah aku ada salah denganmu…??” tanyaku pelan dan semakin kebingungan dengan tingkah lakunya…
Namun fiana tetap diam dan terus menyerangku, kami beradu pedang, dan akhirnya kami tersungkur dilantai kapal tersebut karena kelelahan..
“hmm….” Fiana tersenyum dan berlalu kedalam kapal, aku masih kebingungan dengan apa yang ia lakukan, namun tanpa aku sadari skill berpedangku tampak membaik, beberapa saat kemudian fiana keluar dari dalam kapal dan memberiku minuman yang ia bawa,..
“eh terima kasih…” ujarku pelan sembari tersipu…
“ma..maafkan aku tadi, aku hanya ingin mencoba berlatih denganmu, namun aku tak tahu harus bilang apa…” ujar fiana pelan sembari tersipu pula..
“eehehe… maaf aku tidak bisa jadi teman latihanmu dengan baik..” jawabku lesu..
“ehmm… kau cukup hebat kok sebenarnya…” ujarnya sembari berlalu meninggalkanku sendiri, sempat aku lihat senyum tersunging dibibirnya…
Hmm… terima kasih….. ujarku pelan didalam hati, entah perasaan depresi beberapa saat lalu terasa hilang begitu saja, fiana datang merubah segala penat dihati ini, ia seolah membuatku menjadi lebih berguna dan merasa lebih percaya diri, entah dari mana perasaan itu muncul aku juga tak tahu..
Entah apa yang membuatku menjadi tambah bersemangat setelah itu, namun satu yang ku yakini, aku harus melakukan apa yang dapat aku lakukan. Dan untuk saat ini akan aku latih tangan ini agar terbiasa menebas pedang yang ku pegang ini, dan aku tak akan menyusahkan mereka lagi,…. Itu pasti….
Berhari – hari kemudian, aku mulai berlatih lagi dengan ferazo, lalu ikut mengembangkan dan menjadi kelinci percobaan craigh dengan senjata buatannya, dan  sesekali aku melihat kapten berlatih dengan kekuatan nature nya,…
Hingga akhirnya sampai kepada 1 minggu sebelum pertemuan tersebut tiba, kapten mengumpulkan kami semua di deck utama kapal silver omni ini.
“aku mengumpulkan kalian semua disini, hanya satu hal yang ingin aku katakan, aku tak tahu apa yang akan terjadi pada kita minggu depan, setelah sampai disana apakah kita akan menjadi terhormat atau malah menjadi umpan seperti binatang liar yang ada dilautan, jika kita tetap bersama itu hal yang sangat aku harapkan, namun jika kita harus berpisah akan suatu kejadian…. Aku harapkan kalian akan tetap bersama meski  salah satu atau lebih dari kita tak bisa bersama lagi….”
Captain jack barbossa menyampaikan itu dengan tenang, ia berusaha menahan emosi yang bergejolak dihatinya, bebarapa dari kru kapal tampak meneteskan airmata, begitupun dengan craigh yang menangis paling kuat, kapten jack sudah seperti ayahnya sendiri semenjak ia diselamatkan dari sebuah pembajakkan kapal beberapa tahun silam.
Fiana diam seperti biasa dan menundukkan kepalanya, selena tampak terduduk lemas sembari memainkan kertas peta yang ia pegang, almaido dan ferazo juga diam tanpa ekspresi…
Aku masih bingung dengan sebenarny yang disampaikan kapten, ada rasa ingin untuk bertanya, namun kuurungkan dengan melihat situasi ini, mungkin ada satuhal yang tak ku ketahui…. Namun akan segera aku ketahui….

Senin, 14 Oktober 2013

RAFLESIA MEKAR DI LOSARI




“ham… maaf kan.. aku…, aku tidak bisa….” Seorang gadis berambut sebahu tersebut berujar pelan di hadapan ilham, pemuda berambut bela tepi, berkacama minus tersebut.
“kenapa…??” balas ilham ke sari, sang gadis berambut sebahu tersebut…
“a…a….aku masih mencintainya, maafkan aku ilham…” ujar gadis tersebut lirih sembari menutup mukanya dengan perasaan yang begitu bersalah, ia seperti tak tega mengatakan hal tersebut ke ilham, namun ia juga tak bisa menahan untuk memendamnya lebih lama.
“kenapa….??” Kata kata itu terucap kembali dari mulut ilham, perih hatinya ketika mendengar hal tersebut, seluruh saraf ditubuhnya terasa mau lepas.. ia masih tak percaya apa yang ia dengar sehingga ia tak mampu berkata – kata lagi..
“bayangannya masih menghantuiku,…. Ia memohon untuk kembali.. maafkan aku, ia sudah begitu lama di hatiku, susah rasanya …. Maafkan aku” Suara sari semakin pelan,…
“jika kau ingin marah, jika kau ingin menghujatku, jika kau ingin memakiku, lakukanlah… aku memang bersalah….” Lanjut sari lagi..
“ta..tapi…tapi kenapa…, kau sudah janji kan….” Jawab ilham lirih…
“kau sudah berkata iya kan….???” Jawab ilham lagi, masih dengan rasa tidak percaya
“iya….. kata – kata yang telah bertahun – tahun aku tunggu terucap darimu, sesuatu yang sudah lama aku tunggu,,,…” ujar ilham dengan nada semakin tak berdaya..
“hee… padahal baru beberapa hari… bahkan aku merasa belum memilikmu…, “ ujar ilham dengan tersenyum getir, tanganny gemter, hatinya meletup – letup, ia masih tak percaya
“maafkan aku….aku memang bodoh, maaf…” ujar sari pelan
“hehe.. kenapa ia harus kembali…., dan begitu mudahnya merebut kau kembali dariku setelah semua yang ia lakukan….” Sambung ilham masih dengan tertawa getir..
“maafkan aku.. maaf..”  ujar sari mengulangi perkatannya lagi.
“iya…. Aku sadar… aku sadar… ia tampan, kaya, gaul, keren… hemm sedangkan aku, hanya mahasiswa sederhana yang jauh dari rupawan….aku sadar…” tiba – tiba ilham berujar lirih, kapalanya mengada keatas..
Meski hatinya mendidih… tampaknya ilham mencoba untuk menerima ini dengan pelan dan ikhlas, bukan sifat ilham yang akan marah dan membentak lawan jenisnya, sehingga ia memilih untuk bersabar..
“sari…..” ujar ilham mantap.. kini ilham sepenuhnya bisa mengendalikan dirinya
“maaf….” Ujar sari lagi, ia tak tau harus berkata apa sehingga ia hanya bisa berkata itu dan menundukan kepalanya untuk menutupi rasa bersalahnya.
“sari tatap wajah saya….”
“aku tidak bisa…”
“sari….!!!, tolonglah kali ini saja, ini yang terkahir….!!” Ujar ilham keras mengagetkan sari dan orang – orang di restoran cepat saji dibengkulu tersebut.
Mau tak mau sari menolehkan wajahnya ke ilham, takut ia sebenranya, namun sekuat tenaga ia paksakan, ia lihat mata ilham yang sendu dibalik kacamata minusnya yang sedikit melorot karena licin oleh keringat dan mungkin air mata, tak sanggup ia melihatnya..
“sari… aku ikhlas… aku cinta kamu, aku merasa beruntung kau mengatakannya sekarang, sehingga aku tak perlu sakit hati melihat mu sedih ketika harus terpaksa bersamaku, cinta… iya cinta sari… cinta itu tidak ada karena keterpaksaan”
“aku mencintaimu, kau mencintainya, ia mencintaimu…. Aku mengerti, aku benar2 mengerti perasaanmu,…” sambung ilham dengan tegar
“alasan kita berada disini, makan berdua disini direstoran cepat saji dibengkulu ini, bertemu disini, tentulah alasannya karena cinta, meski dengan dimensi yang berbeda… kau mencintainya sehingga kau harus mengatakan ini, aku mencintaimu oleh karenanya aku berada disini untuk bersamamu…. Ia memohon kepadamu, juga karena ia begitu mencintaimu….”
“aku sadar… maafkan aku telah hadir, meski ketika waktu itu hatimu kukira kosong, ternyata masih rongganya dipenuhi olehnya… manusia mungkin tempatnya ikhlaf, namun manusia juga tempatnya ladang maaf, kau memaafkannya karena telah mengkhiantimu dahulu, dan kini aku memaafkanmu karena lebih memilihnya…”
“ilham…hikss…..ma…maafkan …. Aku…” tiba – tiba tangis sari terpecah,.
“sudah…. Kau tambah jelek ketika menangis, aku benci itu…” ujar ilham sembari memberikan tisu ke sari..
“usap matamu nona, hari sudah malam, orangtuamu nanti khawatir, restoran ini juga mau tutup, ayo pulang…hee, pulang yukk…” ujar ilham tersenyum meski hatinya tetap pilu, ia mencoba menahan dan mengunci rapat rasa sakit itu.
“ilham……” ujar sari pelan..
Keduanya berjalan keluar restoran, sari menuju motornya, begitupun ilham, segera menstarter motor bebeknya..
Sari tetap terpaku di motor tersebut, ketika ilham melewatinya sembari tersenyum sendu dan mengucapkan salam…
“maafkan aku ilham…” ujar sari lirih..
Ilham berjalan pelan sekali dengan motor bebek bututnya, ia buka lebar –lebar kaca helmnya, membiarkan angin malam untuk mengunci erat air matanya yang ingin tumpah deras…
“kenapa……..” gumam ilham pelan
***
“ada saja hal didunia ini yang tercipta bukan untukmu…. Sadar ham…” ujar kak samil pagi itu di kostan mereka berdua, setelah dengan santai mendengar keluh kesah adik kelasnya ini sembari asik mengetik skripsinya sendiri.
“aku tau itu kak… tapi kenapa harus seperti ini, harus ketika aku sudah merasa memilikinya, ketika semuanya sudah terasa begitu indah….” Keluh ilham lagi,
“sudahlah…. Kau jangan bodoh ham, kau masih semester 5, masih banyak yang harus kau kejar… kuliah, organisasi, mencoba mencari penghasilan sendiri, sibukkan dirimu dengan itu…..” nasihat kak samil..
“cinta akan datang tepat ketika kita memang benar membutuhkannya, sekarang tuhan menganggap ada hal yang lebih penting yang harus kau pikirkan, sehingga ia menghalangimu untuk merasakan cinta semu itu,..”
“ingatlah…. Ada gadis yang jauh lebih baik yang tengah menunggu kau hampiri, percayalah..”
“baiklah kak…” ujar samil pelan, perlahan ia mulai sadar akan nasehat yang diberikan kak samil.
“owh..iy… bagaimana dengan lomba animasi yang akan kau ikuti itu, sudah selesai belum…??” tanya kak sambil tiba – tiba… mengagetkan ilham dari lamunan panjangnya.
“astaga, deadline tinggal 1 hari lagi….!!!” Seru ilham, sembari bergegas keluar dari kamar kost kak samil…
“mau kemana kau,.,,??” teriak kak samil..
“kekampus kak, aku harus mendownload formulir pendaftaran lomba animasi itu… aku benar – benar lupa karena masalah ini, padahal animasi ku sudah tahap finishing…” teriak ilham sembari berlari menuju kampus tanpa mandi terlebih dahulu…
“ahaha… dasar anak muda… “ gumam kak sambil, menyadari bahwa tak terasa ia juga sudah tak muda lagi namun belum juga menyelsaikan skripsi..
Tempat kost ilham berada di daerah kelurahan sukamerindu yang lumayan jauh dari kampusnya universitas bengkulu, dengan motor bebek merah kebangganannya ia segera tancap gas menuju kampus, hari ini memang ada perkuliahan namun nanti siang baru dimulai.
Lab komputer fakultas ekonomi yang segera ia tuju tampaknya sudah buka, ilham memang mahasiswa jurusan akuntansi di fakultas ekonomi di universitas bengkulu ini, itulah mengapa ia tampak lebih akrab dengan lab ini dari lab komputer lain di universitas bengkulu.
“wehhh…. Pagi – pagi udah datang aj kamu ham, dah mandi belum….??” Seru welly mahasiswa semester akhir di fakultas ekonomi ini yang bertugas menjaga lab komputer.
“belumm bang… ntar aja ini ada yang lebih penting…” jawab ilham sekenannya ke kakak tingkatnya itu sembari segera menghidupkan salah satu komputer di lab tersebut.
Ia segera membuka website tempat pendaftaran lomba tersebut, tangannya juga sigap memasang flashdisk yang ia bawa dari rumah, untuk segera menguplod ke website yang ia tuju.
PENDAFTARAN TELAH BERAKHIR PADA PUKUL 00.00 MALAM INI,
Tulisan besar tersebut terpampang jelas di layar monitor dihadapan ilham, ia seakan tak percaya, satu lagi kesialan yang harus ia rasakan…
“arggghhhhhhhhhhhhhh………………siiaallll…” teriak ilham keras…
“woi napa tuh …..” seru bang welly kaget mendengar teriakan ilham…
“ahhh…. Siall…. Udah telat bang…” jawab ilham pelan..
“itulah mangkanya sibuk lagi kamu sama cewe,,, udah orang bilang dari kemaren – kemaren.” Ujar bang welly mengejek ilham..
“kamu itu udah orang bilang deadline – deadline tapi kamu sibuk malah cari hadiah untuk ulang tahun cewe itu…” lanjut bang welly
“yah.. gimana bang…. Aku merasa harus melakukannya..” sesal ilham
“jadi… gimana?? Setidaknya meski lomba mu gagal, kamu masih ada si sari yang jadi penghiburmukan, sekarang dia sudah jadi kekasihmu??” ujar bang welly
“dia dah balikan sama mantannya lagi bang….” Ujar ilham lirih,…
“Whahahahahaha, udah jatuh tertimpa tangga pula….” Ejek bang welly, bang welly memang terkenal ceplas ceplosnya, sehingga seperti ia tak mengerti perasaan, meski sebenarnya tak 100 persen seperti itu.
“asem lu bang…. Hibur saya keg…” ujar ilham sewot
“ahahaha… udah… sabar.. sabar… aku dulu juga dah sering keg gitu, dan sekarang kamu lihat sendirikan, welcome back to jojoba masbroo, whahahaha, jomblo jomblo bahagia,….” Seru bang welly yang merupakan salah satu mahasiswa jomblo abadi dikampus mereka..
“yaelahh…. Pantesan senang, dasar….” Balas ilham
“udah… ane saran tuh animasi yang kamu buat, dah share aj di facebook, di youtube keg, di manalah yang gratis, sapa tau ada produser hebat yang tertarik dengan animasimu, atoo.. kamu malah bisa terkenal seperti norman kamaru kalo posting di youtube, whahahahaha” canda bang welly,
meski terlihat bergurau, candaan tersebut ada benarnnya juga pikir ilham, segera ia upload video animasi buatannya ke youtube… siapa tau memang beneran terkenal, khayal ilham..
****
Dua hari telah berlalu setelah peristiwa naas beruntun yang di alami ilham, ia sudah agak lupa dengan peristiwa itu, beberapa tugas dikampusnya dan kegiatan di organisasi membuatnya tak terlalu memikirkannya lagi..
Sembari tidur – tiduran di kostnya, ia lihat keluar bulan purnama tengah bersinar begitu terangnya, sempat ia bergumam, adakah sosok gadis disana yang akan jadi teman sejatinya yang juga melakukan hal yang sama.
Entah angin apa yang membuat ilham untuk iseng membuka facebook lewat hapenya malam itu seusai pulang dari kuliah.

ia tekan beberapa tombol untuk memasuki dunia maya tersebut. Semenjak putus dari sari, ilham seakan malas untuk membuka facebook, namun hari ini tampaknya suasana yang begitu suntuk di kostan membuatnya membuka facebook tersebut.
Ia lirik ada beberapa pemeberitahuan, dan sebuah permintaan teman di halaman facebooknya, ia abaikan pemberitahuan tersebut dan iseng mencek permintaan teman tersebut…
Siapakah gerangan?? Gumam ilham..
Ia cek pemilik akun bernama lengkap nira marselina tersebut, gambar foto kartun berkerudung merah menjadi Photo profilenya, ia cek lagi, heran juga siapa gadis ini, karena tak ada satupun teman yang sama dengan si nira ini, dan lagi tempatnya…
“makassar…???,  jauh sekali?? “ gumam ilham
Karena penasaran, ia kirimkan message ke nira, kenapa sampai ia mengadd ilham, padahal tempat mereka begitu jauh, ilham di bengkulu, nira di makkasar.., jarang – jarang ada gadis yang mengadd ilham soalnya.
Beberapa menit belum ada balasan dari si empunya, akhirnya dia abaikan pesan tersebut dan meraih laptop abu – abunya untuk membuat tugas dan proposal yang diajukan organisasinya.
****
Esok paginya, ilham masih penasaran dengan gadis yang mengadd nya kemarin, ia cek perlahan dan ada sebuah pesan masuk, dan dari nira!!!
“hai, aku nira, salam kenal… maaf aku mengadd mu tanpa perkenalan terlebih dahulu, aku kemarin iseng – iseng buka – buka animasi indonesia di youtube, dan tak sengaja aku ketemu yang kamu, mantep… kebetulan aku suka animasi, hehe….:) “
Pelan – pelan ilham kembali membaca, massage dari nira tersebut, masih tak percaya dia, apa mungkin ya??, bangga juga ketika karya kita disukai orang lain.
“owh…. Terima kasih banyak nira, salam kenal juga saya ilham, masih belajar soal animasi… apakah kamu seorang animator juga??” tanya ilham masih melalui pesan facebook
Beberapa menit kemudia munculah pesan balasan dari nira
“haha.. tidakk… aku ngak bisa buat animasi, aku Cuma suka aja, apalagi yang buatan lokal.. hehe..” balas lagi gadis diujung sana tersebut..
Keduanya berchating ria tanpa henti pagi itu, kebetulan keduanya tak kuliah sehingga bisa meluangkan banyak waktu untuk sekedar bercerita tentang berbagai hal, mulai dari pribadi masing – masing hingga seputar dunia animasi, nira begitu antusias ketika mendengarkan ilham bercerita, keduanya perlahan akrab tanpa mereka sadari.

****
“jadi kau sekarang masih kuliah ya?? Semester berapa??” tanya ilham di suatu sore yang mendung kepada nira masih melalui chatting facebook,
“iya, aku baru mau masuk semester 5 nih, aku kuliah di fakultas sastra di universitas hassanudin, kamu sendiri bagaimana??, apa disana ada fakultas animasi ya??, soalny animasimu keren, hehehe” balas nira
“ahahaha, mana mungkinlah di kota kecil ini ada fakultas animasi, jangankan itu, komunitasnya pun sangat susah untuk dicari, disini kebanyakan pemudanya asikan pacaran sih, hahaha, owh semester 5 ya, sama bearti , aku kuliah di fakultas ekonomi, prodi akuntansi tepatnya..”
“yahhh… susah ya kalo nda ketemu teman sehobi di kotanya, aku dulu juga sempat sebel sih, aku hobi nulis naskah tapi temen disini pada ngak ada yang hobi, mereka sibuk dengan pacarnnya masing – masing, jadi sebel, hufft…” balas nira
“hehehe, ya… emangnya kamu ngak sibuk sama pacarmu juga???” canda ilham
“yeee…. Aku ngak punya pacar kok…”
“masa..sih??? percaya ngak yaaa?? Masa nda ada cowo makassar yang jatuh cinta sama kamu, kamu itu….” Balas ilham, ia tak melanjutkan ketikkannya, namun sudah terlanjur terkirim ke lawan chattingnya disana
“aku itu apa???!!!” balas nira sedikit ketus..
“kamu itu,, eee… apa ya??” ilham masih bingung untuk mengetiknya, ia ingin bilang cantik, namun tak mungkin ia utarakan kepada gadis yang baru ia kenal didunia maya ini, bahkan mereka tak bakal mungkin ketemu, ilham tak mau jatuh cinta kepada orang yang tak mungkin bisa bertemu..
“apaaaa…..??? tanya nira penasaran
“kamu itu…. Kocak… wkwkwkwkwkw , kenapa ngarep dibilang manis yaa?? Yeee enak aja…hahahaha” balas ilham berbohong terhadap perasaannya
“ihhhh…. Kamu itu kebangetan isengnya, bikin sebel…huftt…..” ujar nira kesal dengan kelakuan ilham yang begitu iseng
“maaf…maaf dehh…. Suerrr… ini bujang raflesia yang minta maaf…” balas ilham..
“haaa?? Bujang raflesia?? Apa itu??....” tanya nira penasaran…
“ya… bujang… bujang itu pemuda yang belum nikah…”
“yeee… itu aku udah tau…”
“teruss…”
“itu bujang raflesia??, setau aku raflesia itu bunga khas bengkulu kan??”
“iyaa sih, jadi…. Aku itu bujang raflesia… yang Cuma bisanya jadi parasit ahahahaha….” Balas ilham ngak jelas.
“apaan itu??, ngak masuk akal ah… hemmm”
“ye..yee…. anak sastra kok nda bisa filosofi sih… bujang raflesia itu sebutan untuk saya sendiri, yang nda punya pasangan, tapi bakal mekar dimana saja, ditempat yang membutuhkan cinta..hehehehe” ujar ilham lagi
“bisa mekar di losari donk bearti???” ujar nira keceplosan…
“haaaa…….???!!!” Ujar ilham kaget
“eh.. ngak..ngak ada…. Ehhmmm.. udah ya aku mau bantu temanku dulu ya, bye…” ujar nira kelagapan, ia mematikan facebooknya untuk menutup rasa malunya tersebut ia masih tak percaya bisa – bisanya keceplosan ngomong seperti itu…
“ya…ya.. udah deh…, selamat membantu temannya ya” balas ilham singkat
Ilham tertawa sendiri mengingat percakapan barusan, wajahnya bersemu membuat kak samil yang masih asik membuat skripsi ikut kebingungan..
“kenapa hamm…. Nyengir – nyengir sendiri….”
“ngak kok, hehe…” jawab ilham cengengesan meninggalkan kak samil sendiri, ia bergegas menuju kampusnya, rencananya ia mau ke lab, untuk melihat perkembangan proyek animasi selanjutnya yang ingin ia buat bersama bang welly.
****
Minggu siang itu ilham seperti biasa datang ke acara rapat organisasi yang ia ikuti dikampusnya, memang akhir – akhir ini ilham jarang datang ke acara tersebut, disamping disibukkan dengan tugas kamis, ilham juga terlalu malas dengan beberapa kegiatan formal yang harus ia ikuti.
“ilham….ilham…..” sebuah suara memanggil ilham dari kejauhan,
“eh… kak idham, ada apa??” tanya ilham kebingungan ke senior organisasinya tersebut setelah acara rapat selesai.
“kau ada waktu sebentar, ada yang ingin aku bicarakan…”
“owh… iya, banyak kok hehe..”
“baguslah kalau begitu, dan bagaimana kalau sampai 2 minggu kedepan?? Apa kau juga banyak waktu kosong atau tak ada kegiatan yang mendesak??”
“ehmmm… tampaknya begitu…” ujar ilham kebingungan,
“sebenarnya ada apa kak??” sambung ilham penasaran..
“begini ham, akan ada Munas yang akan diselengarakan beberapa hari lagi, organisasi kita mendapat kesempatan tahun ini mewakili kampus untuk mengikuti kegiatan tersebut,”
“munas??”
“iya, sebenarnya kak apandi yang akan diutus untuk berangkat, namun karena beliau sedang ada urusan penting di kampungnya, maka kami menunjukmu sebagai penggantinya, apa kamu bersedia…”
“haa… penggantinya?? Kenapa saya…??”
“setelah kami rapatkan sebelumnya, tampaknya kamu yang paling pas untuk mengikuti kegiatan ini, lagi pula ini berkaitan erat dengan unit periklanan yang kamu kepalai.. namun jika kamu juga tidak bisa, terpaksa kami cari orang lain lagi sebagai penggantimu,..”
“eh…si..siap..kak, saya bersedia… tentu saja saya bersedia ini sebuah kebanggaan sekali bisa mewakili organisasi ini” balas ilham sedikit tergagap.
“syukurlah kalau begitu…..”
“apa ini di palembang lagi seperti tahun kemaren ??” tanya ilham penasaran, ia sudah tak sabar ingin kepalembang, sudah lama ia tak kesana sejak masih kecil dahulu, lagi pula ada beberapa teman sesama hobi animasinya yang tinggal disana.
“bukan.. mungkin ini agak lebih jauh dari sebelumnya, munas tahun ini diselenggarakan di sulawesi selatan, tepatnya di kota ujung pandang, makkasar…” jelas kak idham
“haaa…. Makassarr????” ujar ilham kaget dan tak percaya mendengar hal itu
“betul ham, tahun ini giliran indonesia tengah yang mendapat kesempatan jadi tuan rumah, dan Makassar yang dipilih, tepatnya di universitas hassanudin, owh soal ongkos kau tak usah khawatir, pihak kampus sudah menyediakan dana nya, baik itu untuk ongkos pesawat pulang pergi dan juga akomodasi kamu selama disana, soal makan dan tempat tinggal, akan disediakan oleh panitia disana. Mudah – mudahan dananya akan cair besok pagi”.
“eh..baiklah kak, terima kasih banyak…” ujar ilham dengan wajah yang bersemu begitu bahagia
Ilham berjalan pelan dengan sepeda motor bebek merahnya, masih tak percaya ia akan hal ini, berangkat kemakassar??, sebuah pengalaman yang begitu besar baginya.. dan… nira… akankah ia bertemu dengan nira disana?? Ilham sudah tak sabar ingin segera sampai dirumah dan menghubungi nira lewat chatting facebook nanti malam.
****
Selepas mandi, sholat dan makan, ilham segera meraih handphonenya yang tergeletak di atas kasur, tak dihiraukannya ceracau tak jelas dari kak samil yang masih sibuk membolak balik beberapa makalah dan buku yang tebal, layar monitor masih terus menyala menemaninya. Tampaknya skripsinya masih belum ada perkembangan melihat dari kerut dikening serta kelakuannya barusan.
Ia buka layar facebook melalui hape jadulnya, berulang kali ia refresh halam tersebut, dan tampaknya nira tak kunjung online, ilham mulai cemas, semenjak obrolan terakhir yang masih tanda tanya dengan nira tersebut, ia belum sempat berkomunikasi kembali.. apa mungkin nira marah dengan ucapannya pada saat itu??, namun tampaknya tak ada yang salah..
Malam mulai larut, tak ada tanda – tanda nira mengaktifkan obrolan di facebooknya, akhirnya ilham menyerah juga, ia harus bangung pagi besok, banyak persiapan yang harus dilaksanakannya menjelang keberangkatan ke makassar.
“nira… aku rencana mau berangkat ke makassar 2 hari lagi, dari bengkulu akan berangkat pagi hari, mungkin sampai di bandara sultan hassanudin sekitar pukul 6 sore, semoga kita bisa bertemu… : )” ketik ilham melalui massage di facebook tersebut.
Lalu ia tertidur begitu nyenyak malam itu, sekelebat mimpi aneh menghampirnya akan bungan raflesia yang bermekaran di pantai losari.
****
Pagi – pagi sekali ilham sudah bangung keesokan harinya, setelah sholat subuh ia segera mengetik beberapa surat yang akan ia sampaikan ke dosen atas izinnya untuk tidak mengikuti perkuliahan selama 1 minggu sesuai dengan lama kegiatannya disana, ilham memang tak berencana untuk menambah beberapa hari disana, mengingat ia tak terlalu punya banyak dana.
Sebelum berangkat kekampus pagi itu, ilham masih tetap menyempatkan untuk melihat pesan di facebooknya, namun tampaknya tak ada balasan dari nira, ilham akhirnya menyerah saja, kecewa memang, namun ia tak bisa melakukan apa – apa, menyesal juga selama ini ia tak meminta nomor telpon nira, karena ia masih terlalu terauma untuk terlalu dekat dengan seorang wanita.
Ilham begitu terburu – buru dikampusnya pagi ini, beberapa lembar surat masih tak terlipat rapi ditanggannya, termasuk surat dari organisasi atas keberangkatannya kemakkasar, tak disadarinya ada seorang gadis didepan sana yang juga terlalu sibuk dengan handphonenya,
“aduh….” Keduanya berteriak pelan karena bertabrakan satu sama lain,
“eh.. ilham…” ujar gadis berambut pendek itu
“owh… sarii… maaf aku tak melihat tadi,,” ujar ilham ke gadis yang sempat menorehkan luka yang begitu dalam dihatinya ini, ia tampak biasa saja, meski sedikit kaget bisa bertemu sari di sini, meski keduanya satu universitas, namun sari dan ilham berada di fakultas yang berbeda, sehingga jarak tempat perkuliahan yang berjauhan membuat mereka hampir tak pernah bertemu.
“maaf…” ujar sari tertunduk malu, ia masih tak sanggup menatap mata ilham.. hingga tak ia sengaja melihat beberapa kertas yang terjatuh dilantai, ia punggut salah satunya..
“makkasar??” ujar sari pelan
“iya… aku akan berangkat ke makassar besok pagi, doakan ya…” ujar ilham sembari tersenyum dan meraih kertas tersebut dari sari.
“eh..iya… hati – hati dijalan ya ham..” ujar sari pelan, sembari tersenyum kecil kepada ilham…
Sempat terhenyak hati ilham melihat senyum gadis itu, sejujurnya masih ada rasa yang begitu kuat untuk bersamanya, namun ilham lebih percaya akan kenyataan bahwa gadis manis yang sempat ia cintai didepannya kini, adalah milik orang lain dan tak akan pernah menjadi miliknya, entah sampai kapanpun itu..
“ya… terima kasih ya sar…” ujar ilham pelan sembari berlalu meninggalkan gadis itu..
Sari berdiri mematung sama seperti terakhir mereka berpisah, ada rasa pedih yang merelungi hatinya, setelah berapa lama tak bertemu, akhirnya ia harus berpisah lagi, berpisah dengan lelaki yang ia tahu begitu tulus untuk mencintainya, namun dengan egoisnya ia campakkan begitu saja, perlahan airmata menetes di sudut mata sari mengingat rasa bersalahnya..
*****
Pagi itu ilham berangkat menaiki angkot berwarna putih yang akan mengantarkannya menuju bandar udara fatmawati soekarno bengkulu, setelah malam tadi ia berpamitan kepada kedua orang tua dan saudaranya di kampung melalui telpon dan juga menitip motor bebek kesayangannya ke kak samil, tak banyak yang diminta kak samil atas imbalan menjaga motor tersebut, hanya minta didoakan selalu agar kali ini skripsinya diterima, yang tentu saja disambung gelak tawa keduanya malam itu.
Ilham berhenti di gerbang masuk bandara fatmawati soekarno, ia singsingkan lagi tak ransel berwana hitam yang ia bawa, hanya itu memang yang ia bawa karena tak memiliki koper, sehingga mulai dari beberapa lembar baju, proposal dan file, hingga lempuk yang terbuat dari durian ia paksakan untuk muat didalam tas ransel itu. Setelah membaca doa ia langkahkan kaki menuju bandara tersebut.
Petugas di bandara tersebut membantu ilham dengan begitu cepat sehingga ia tak terlalu kebingungan meski ini pengalaman pertamanya naik pesawat, sehingga kini ia sudah berada didalam pesawat yang akan segera menerbangkannya ke bandara soekarno – hatta.
Ia tersenyum ringan sembari melihat daratan yang semakin lama semakin jauh meninggalkannya, ini pengalaman pertama baginya naik burung besi, dan menjadi pengalaman yang begitu berharga.
****
1 jam kemudia ilham sudah berdiri di salah satu terminal di bandara tersibuk di indonesia ini, ia sedikit kebingunan dengan sekelilingnya, ingin ia bertanya namun tampanya orang terlalu cuek dengan aktifitasnya masing – masing sehingga ia urungkan niat tersebut.
Ia buka lagi kopelan catatan dari bang welly kemana ia harusnya berjalan, memang bang welly sudah beberapa kali berangkat dan transit di bandara ini, sehingga ia tahu banyak akan hal tersebut.
“melapor ke bagian transit…” itu yang tertulis pertama di kopelan tersebut..
“transit…?” gumam ilham, ia melongok tak ada tulisan transit disana, ia berjalan lagi pelan sehingga beranikan untuk bertanya kepada seorang lelaki paruh baya yang kelihatannya tak terlalu sibuk.
“maaf pak, saya mau tanya, bagian transit dimana ya…”
“owhh…. Disana nak, nanti akan ada tulisannya, ikuti saja…” ujar lelaki tersebut ramah
“baiklah, terima kasih banyak pak…” ujar ilham sembari menjabat tangan lelaki tersebut..
“iya… sama – sama nak..”
*****
“pesawat menuju makkasar akan berangkat sekitar pukul 2 nanti siang, ini boarding pass anda.., ” ujar petugas tersebut sembari memberi cap dan mengembalikan boarding pass ilham..
Ia membaca disana tempat ruang tunggu yang harus ia tuju, setelah berkeliling beberapa saat ia temukan tempat tersebut tak jauh dari tempat petugas tadi.
“masih jam 12….??”gumam ilham, masih banyak waktu untuk penerbangan selanjutnya.. perut ilham sudah berbunyi mesra, meski sudah sarapan lontong tadi pagi, itu tak cukup untuk mengganjal perut ilham.. ia berjalan menyusuri lorong berharap ada sesuatu yang dapat ia santap…
Namun ilham mengurungkan niat tersebut, setelah melihat beberapa harga yang teretera didinding masing – masing kantin, dan beberapa kali bertanya langsung ke pemiik kantin di bandara tersebut…
“terlalu mahal…” gumam ilham sembari merogoh kocek 5000an yang ada disaku celananya, meski ada uang sebenarnya, namun ia harus berhemat untuk biaya dimakassar kelak… hingga akhirnya ada sebuah mesin yang membuat ilham tertarik.
Setelah dengan agak kikuk saat memasukkan uang kertas kedalam mesin tersebut, akhirnya kopi dan batu es kecil – kecil keluar juga dari dalamnya, cukuplah untuk sekedar menghapus dahaga dan meredam panas dari perut ilham.. beberapa potong lempuk yang ia bawa, juga turut ia makan.
Setelah sholat dzuhur, ilham beristirahat di ruang tunggu yang telah ia cari sebelumnya, ia lirik jam, sudah pukul 2 namun belum ada tanda – tanda akan keberangkatan mereka. Karena bosan ia mencoba untuk sekedar membuka facebook siapa tahu nira sudah membalas pesannya.
Setelah mengklik beberapa tombol, ia akan segera masuk ke halaman facebook namun, loading terasa begitu lama, dan selalu gagal ketika ingin terkoneksi ke internet, berulang kali ilham mencobanya, namun akhirnya ia mengecek pulsa dan ternyata sudah kosong., ia baru ingat pulsanya habis untuk menelpon orang tuanya malam tadi, dan lupa untuk mengisinya.
3 jam telah berlalu, akhirnya pesawat yang ia tunggu datang juga, pesawat yang ia naiki ternyata mengalami delay yang cukup lama, namun ilham tak ambil pusing soal itu, meski ia khawatir juga harus naik kendaraan apa nanti dari bandara menuju unhaz.
*****
BANDAR UDARA INTERNASIONAL SULTAN HASSANUDIN
Tulisan besar tersebut terpampang jelas disinari beberapa lampu sorot di dinding bandara tersebut meski hari sudah begitu gelap. Ia setel ulang jam ditangannya dengan penambahan 1 jam, sehingga sekarang sudah memasuki pukul 8.45 malam waktu setempat.
“astaga, sudah semalam ini???” gumam ilham bingung…
Entah siapa yang harus ia hubungi, pulsa habis, dan kopelan andalan dari bang welly tak bisa diandalkan karena bang welly sendiri belum pernah ke makassar, karena kebingungan dan gagal tanya sana sini, akhirnya ilham berjalan lunglai menuju teras terminal kedatangan bandar udara tersebut setelah sedikit ia takjub dengan lantai berjalan mirip conveyor yang ia naiki barusan…
Ditengah kebingunannya untuk mencari tumpangan, tak sengaja sudut matanya melirik pada sosok yang duduk sendiri jauh disana…
Seorang gadis berkerdung merah, tengah duduk sendiri dan menundukkan kepalanya berulang – ulang seperti menahan kantuk yang begitu luar biasa, disampingnya ada dua cangkir kecil dan sebuah bungkusan berwarna hitam.
Sekelebat ia teringat dengan warna kerudung tersebut, begitu mirip dengan photoprofile kartun teman chatingnya selama ini.
“nira…..” tak sengaja ilham berujar, senyum merona menghiasi wajah lelahnya, meski ia belum begitu yakin apa gadis tersebut benar – benar nira.
Segera ia singsingkan lagi tas ransel hitam beratnya, dan segera menuju gadis tersebut yang masih juga menunduk.
“nira……” ujar ilham pelan, hatinya berguncang keras…
Gadis tersebut perlahan menghadap kerarahnya, meski sedikit lusuh karena begitu lelah, kecantikan dan manisnya gadis inti tetap tak bisa disembunyikan…
Gadis itu mengosok dan kucek matanya sendiri, seperti memastikan siapa yang berdiri didepannya saat ini..
“ilham….” Ujarnya pelan sembari senyum merona perlahan mengembang dari wajahnya…
******
“maafkan aku membuatmu menunggu hingga sampai larut seperti ini…” ujar ilham memulai perbincangan mereka..
“iyaa….. kamu nyebelin banget sih…. Ini sarabah sampe dingin dibuatnya….” Ujar nira sembari cemberut…
“maaf…maaf yakk… itu kok jadi tambah bontet keliatannya kalo cemberut…hahahaha” ujar ilham bercanda…
“nahh… mulai lagi kan… ntar aku ngilang lagi loh, huft…” balas nira sembari mencubit lengan ilham..
“aduuhh… sakit…sakitt… ahahahaha”
“aku juga mau minta maaf, bukan nga mau balas, Cuma agak sedikit sibuk juga akhir – akhir ini aku kaget juga loh abis baca pesanmu” ujar nira sembari menyeruput sarabah bersama ilham.
“ah.. masa sih??, eh ini enak juga ya, meski udah dingin tapi tetap anget… mirip bandrek??”
“iya… ini namanya sarabah kalo di makassar, eh ini ada pisang epe, kamu belum makan kan??” sembari membuka bungkusan hitam tadi, berisi beberapa potong pisang yang sedikit kehitaman yang dipipihkan dan juga ada semacam saus dari durian, dibungkus rapi dengan daun pisang..
“ah… terima kasih, kebetulan sekali aku baru makan tadi pagi…” ujar ilham bersemangat sembari mengigit pisang yang diberikan nira..
“ee…enak….hehe, enak sekali…” ujar ilham berseru, sembari memakan pisang tersebut dengan lahapnya..
“itu asli makassar loh, pisang epe namanya, dibengkulu nga ada kan??, heheheh” ujar nira terkekeh…
“yeeee….. iya sihh… tapi ini sausnya saya sulap jadi makanan enak ya…. Liatt….” Ujar ilham sembari merogoh sesuatu dari dalam tasnya, nira kebingungan melihatnya.
“tadaaa…. Lempuk, ayo dicoba, ketagihan nga ditanggung loh…” ujar ilham sembari memberikan sebuah makanan mirip dodol yang dibungkus rapi dengan kulit jagung yang telah menguning
“wah, dari durian yak?? Enak..enak… heheh, jadi mau kebengkulu nih kapan – kapan, hehe” balas nira dengan senyum manisnya.
Keduanya berbincang begitu lama, banyak yang mereka ceritakan yang tak sempat mereka katakan hanya melalui chatting, tanpa terasa hari sudah menunjuk pukul 10 malam…
“aduh gimana ya, aku musti ke penginapan disekitar universitas hasanudin, naik apa bagusnya?” tanya ilham ke nira
“aku bawa motor kok, naik motorku aja, nanti aku antar sampe kesana sekalian aku mau pulang….”
“yang bener….??”
“engakkkk…..!!!!” ujar nira sebal..
“maaf….maaf deh, yuk dimana motornya…??” tanya ilham
“itu disana…. Ayok…” jawab nira sembari menunjukkan kearah motornya
“jadi siapa yang bawa nih….?” Tanya nira…
“hmm… lucu juga ya kalo dibonceng cewe, baiklah kalo gitu, aku yang bawa tapi nanti kamu kasih tahu jalannya…”
“siap bos….” Jawab nira..
Ilham membawa motor perlahan sesuai dengan petunjuk dari nira, begitupun nira begitu bersemangat menujukkan arah jalan ke ilham… keduanya begitu bahagia, tak perlu diungkapkan lagi betapa mereka berdua saling menyukai, dan tak perlulah untuk sekedar mengatakan “ I love you “ untuk mengikat jalinan kasih mereka berdua…
Hati yang tertaut…. Meski jarak yang jauh memisahkan mereka… ilham teringat akan kata – kata kak samil tempol dulu,,,
“cinta akan datang tepat ketika kita memang benar membutuhkannya, sekarang tuhan menganggap ada hal yang lebih penting yang harus kau pikirkan, sehingga ia menghalangimu untuk merasakan cinta semu itu,..”
“ingatlah…. Ada gadis yang jauh lebih baik yang tengah menunggu kau hampiri, percayalah..”
Ilham tersenyum sendiri mengingat hal tersebut, angin mamiri menerpa setiap senti di wajahnya…
*****
Motor yang dikendarai ilham berhenti didepan sebuah universitas yang begitu besar… megah… universitas hassanudin kebanggan warga makassar..
“terima kasih banyak ya nir…” ujar ilham dengan tersenyum lega…
“jadi begini aja nih??? Ongkosnya mana….???” Canda nira…
Ilham kebingungan ia merogoh kantong sakunya
“hahahaha, becanda ding… jadi kapan selesai acaranya ham??” tanya nira
“seminggu sih…, udah itu langsung pulang….” Ujar ilham pelan…
Wajah nira berubah sedih, ia tak menyangka pertemuannya hanya akan sesingkat ini..
“tapi saya usahakan akan selesai 1 hari sebelum acara selesai…..” ujar ilham bersemangat
Seketika wajah nira berubah begitu bahagia…
“haa… yang bener??, jadi bisa jalan – jalan donk……nanti ketemuan dimana???” ujar nira bersemangat..
“hemmmm….dimana yaaa,…??” gumam ilham berpikir,
“gimana kalooo…. Bujang raflesia ini mekar di losariiiii….???” Tanya ilham…
“hahahaha… boleh jugaa… akhirnya doaku terjawab….” Balas nira keceplosan lagi sama seperti ketika terakhir mereka chatting…
“haa…. Doaa???” goda ilham…
“ngakk..ngakk… aku salah bilang tadi, ya udah… minggu depan  pagi – pagi di tulisan losari yakkk…!!!” ujar nira sembari segera berlalu dengan wajah merah meronanya menahan malu…
“siapppp……” teriak ilham begitu bahagia, ilham melihat bulan purnama yang bersinar terang malam itu, sebuah terang bulang yang sempat dahulu juga ia lihat… berbeda kali ini ia melihatnya dari tempat yang jauh berbeda, dan juga mungkin ia tak sendiri melihatnya, karena sang gadis berkeredung merah tadi juga sejenak melihat kearah bulan purnama tersebut.
Diam..diam ilham sempat memfoto nira yang tengah mengendarai motornya sebelum pergi begitu jauh, terlihat dihape jadulnya, sesosok gadis berkerudung merah tengah mengendari motor ditengah ketenangan malam di makassar disinari terang rembulan diujung sana.
*****
Meski begitu bahagia dengan pertemuannya dengan nira, ilham tetap fokus dengan tujuan utamanya untuk datang kesini, mengikuti munas sekaligus training yang berkaitan erat dengan unit yang ia jalani di organisasi di universitas bengkulu.
Ia berkenalan dengan banyak orang baru dan mendapatkan ilmu serta pengalaman yang begitu banyak dari kegiatan ini, hingga akhirnya ilham menyelsaikan kegiatan disini lebih cepat sesuai dengan  janjinya terhadap nira.
Pagi – pagi itu ia sudah bergegas menaiki pete – pete sebutan untuk angkot di makassar untuk segera menuju losari, tampak begitu ramai disana karena bertempatan dengan akhir pekan.
“ terima kasih pak…” ujar ilham sembari memberikan uang 3 ribu rupiah ke sopir pete – pete tersebut,
Ia terlihat kebingungan mencari sosok tersebut, sosok gadis manis berkerudung merah yang seperti mimpi ia temui minggu yang lalu, ia mencari diantara kerumunan orang yang begitu ramai dengan aktifitasnya masing – masing…
Masih tak ada… ia tak ada disini, berulang kali ilham mencarinya namun tak ia temukan gadis tersebut…
Ilham berlari kearah kerumunan orang yang begitu ramainya berharap si gadis berkerudung merah tersebut ada disana, namun hanya pagelaran topeng monyet yang ia temui.
Ilham berlari kearah gadis – gadis yang begitu ramai disebuah sudut dekat tulisan makkasar yang begitu besar, namun tak juga ia jumpai gadis manis tersebut.
Ilham berlari kearah parkiran motor, siapa tahu gadis tersebut ada disana menunggunya, namun juga tak ia temukan nira disana…
“dimana kau nira???” Gumam ilham cemas…, ia yakin gadis itu tak akan mengingkari janjinya
Hingga akhirnya ilham kelelahan … dan duduk disalah satu tempat dilosari, ia menunggu…menunggu gadis itu datang menghampirnya, ingin ia menghubunginya namun percuma, ia lupa bertanya alamat dan nomor telpon nira..
Akhirnya hanya menunggu yang dapat ilham lakukan saat itu…
******
Tak terasa adzan ashar pun berkumandang dari masjid amirul mukminin, masjid terapung yang berada disana…
Nira tetap tak kunjung tiba, akhirnya ilham pergi ke masjid tersebut untuk sholat ashar… ia tak yakin gadis itu akan datang sesore ini..
Ilham menuju masjid tersebut, tampak tak begitu ramai, hanya ada 1 – 2 orang yang juga beribadah, ilham mengambil wudhu dan sholat juga disana.
Ilham heran, selama ia sholat ada sesosok yang juga sholat disana, seorang gadis, namun ilham tak tahu itu siapa, gadis itu mengikuti seperti sedang di imami oleh ilham, hingga ketika ilham selesai sholat dan mengucapkan salam, iya segera menoleh kesana namun tak ia temui sesosok gadis itu…
Ilham berpikir ia hanya berhalusinasi….
Tanpa ia sadari memang ada sesosok gadis yang menjadi makmumnya beberapa saat yang lalu,,, yang sedang bersembunyi dibalik tembok masjid dan memperhatikannya…
Dia adalah nira, ia sedari tadi bersembunyi mengikuti ilham dari belakang, ia sangat ingin bertemu dan menghabiskan hari bersamanya, namun setelah merasa kehilangan selama 1 minggu ini, nira tak sanggup untuk sekedar bertemu yang pada akhirnya akan kembali berpisah hingga waktu yang tak tahu kapan datangnya…. Perih hati nira tak bisa mendekati sesosok lelaki yang ia cintai ini, yang tak ia sadari betapa lebih perihnya lagi hati pemuda tersebut yang tak bisa bertemu dan bercengkrama bersamanya pada hari itu..
*****
Hari kepulangan ilham ke bengkulu akhirnya tiba juga, menaiki sebuah bus yang telah disiapkan oleh panitia diuniversitas hassanudin, meraka akan segera berangkat ke bandara sultan hasanudin untuk pulang kedaerah masing – masing.
Berulang kali ilham mencek dan mengirim akan keberadaan nira, namun nira tak juga kunjung aktif sama seperti sebelumnya, ilham gusar, namun ia tetap berusaha untuk ikhlas… mungkin memang tak mungkin menjalin sebuah hubungan ditengah jarak yang bahkan terlalu jauh untuk mereka dua jangkau, sebuah hal yang begitu mustahil dimata ilham.
Mobil bus tersebut berjalan dengan kencang menuju bandara setelah melewati satu – satunya jalan tol yang ada di makassar, mereka harus cepat karena , keberangkatan pertama sudah hampir tiba waktunya, hingga ketika bus tersebut melewati gerbang untuk memasuki bandara sultan hasanudin, ilham dibalik kaca bus tersebut melihat sesosok gadis berkerudung merah yang tengah duduk di motornya, segera ilham membuka kaca bus tersebut…
“NIRAAAAAAAAAAA…………………!!!!!!” teriak ilham kecang…membuat seluruh orang disana terkaget –kaget begitupun nira yang tengah termenung disana
Nira terhentak dan melihat kearah sebuah bus, air mata mengalir begitu deras dari sudut matanya…
“ILHAMMMMMMM……………!!!!!” teriak nira sekencang –kencangnya sembari melambaikan tangan.
“KITAAA PASTIIIII AKAN BERTEMU LAGIIIIII,…..” teriak ilham lagi sembari tersenyum meski tanpa ia sadari airmata meleleh dipipinya,
Nira hanya terus tanpa henti melambaikan tangannya, airmata tak henti jatuh dipipi manisnya yang tersenyum melihat kekasihnya tersebut.
“Yakinlah suatu hari nanti kita akan bertemu lagi dan tak akan ada yang menghalangi kerbersamaan kita…” ujar ilham lirih
“kita pasti akan bertemu lagi dan akan selalu bersama….” Gumam nira lirih….
Gemuruh bunyi burung besi tersebut memecah keheningan pagi di makassar, gadis manis berkerdung merah tersebut menatapnya begitu lekat sembari duduk di atas motor bebeknya, melihat seseorang yang ia cintai pergi jauh meninggalkannya, begitu juga pemuda tampan berkacamata minus tersebut, menatap daratan makassar tiada henti, melihat tanah tempat seseorang yang ia cintai haru ia tinggalkan disana…
Namun keduanya tetap berkeyakinan, suatu hari nanti iya…. Suatu hari nanti keduanya akan bertemu kembali entah kapan waktu tersebut akan tiba..
.*****
1,5  tahun kemudian,
Hari itu adalah hari wisuda ilham, ia akhirnya mendapatkan predikat gelar S1 nya dengan nilai cum laude…, hari yang begitu bahagia… Ia bersama orangtua dan beberapa keluarga dan teman – temannya, termasuk kak samil dan bang welly ikut merayakan kelulusan tersebut??
Ia… kak samil dan bang welly pada akhirnya harus disusul oleh adik tingkatnya ini karena mereka berdua terlalu lama menyelsaikan skripsi, kak samil sendiri bukan tanpa alasan, skripsinya ditolak karena idelismenya yang tinggi akan judul yang ia angkat hingga pada akhirnya ia bertemu dengan dosen yang memiliki pemahaman yang sama dengannya,
Pun begitu dengan bang welly, sibuk dengan kerjaan sehingga skripsinya baru tuntas berbarengan dengan adik kelasnya tersebut.
“selamat ya ham…” ujar sari yang tiba – tiba datang menghampiri ilham, ia bersama seorang lelaki tampan dan tinggi yang merupakan kekasihnya.
“owh sari, terima kasih, selamat juga ya atas wisuda dan pertunangannya…” ujar ilham tersenyum meski sedikit perih melihat pasangan ini, namun ia singkirkan jauh – jauh dan ia salami keduanya dengan erat… terutama dengan lelaki tersebut, jabatan tangan yang begitu erat seolah berharap agar lelaki tersebut segera menikahi sari dan akan selalu melindungi dan menjaga sari…, ia bahagia melihat sari dapat bahagia bersama dengan pasangannya..
“bang ilhammm……!!!!” tiba – tiba seseorang memanggilnya dari kejauhan…
“ada apa der??” tanya ilham kebingungan dengan adik tingkatnya ini yang bisa dibilang the next bang welly karena ia sekarang yang jadi hantu lab komputer di fakultas ekonomi.
“lulus… abang lulus S2 di UGM….!!! Selamat ya…” seru deri bersemangat sembari memberi print pengumuman nama – nama yang lulus beasiswa S2 di UGM, ilham memang mengajukan beberapa beasiswa S2 kebeberapa universitas, ia belum berminat untuk langsung kerja tetap dengan ijazahnya saat ini, ia ingin menimba ilmu dan mencari pengalaman ditempat lainnya.
Sedikit kecewa memang, karena ilham lebih berharap bisa untuk lulus di S2 universitas hassanudin makkasar, untuk memenuhi janjinya kepada nira., semenjak perpisahan itu, nira menghilang dari dunia maya, akun facebooknya tiba – tiba tutup tanpa alasan yang jelas.
Ia ambil kertas tersebut dari deri meski dengan susah payah ia membaca tulisan didalamnya karena bang welly dan kak samil sibuk merangkulny dengan erat untuk memberikan selamat kepada adik tingkatnya ini.
Ia baca satu persatu nama di pengumuman tersebut….. terdapat nama peserta, asal universitas dan juga informasi tambahan seperti nomor kontak dan alamat peserta,
…..Ilham firdaus(universitas bengkulu), randi sanjaya(stt telkom), tika wulandari(universitas andalas),ririn anita nurfajrin(universitas negeri riau), fina agustina(universitas cendrawasih), redho firdaus putra(universitas dehasen), nira marselina(universitas hassanudin makassar)…..
“nira??, nira marselina??...” ujar ilham keheranan…
Ia baca sekali lagi dan ternyata itu memang benar nira… nira yang selama ini ia tunggu…yang selama ini ia harapkan kehadirannya, meski hanya dalam mimpi, dan yang selama ini ia harapkan agar bisa bersama.
Keduanya saling menepati janjinya masing – masing, janji untuk kembali bertemu, dan janji untuk kembali bersama……
Tiba – tiba handphonenya berdering… berulang kali…. Segera ia lihat dan dari sebuah nomor yang tak ia kenal…
“raflesia bakal mekar di malioboro juga nih….” suara merdu datang dari ujung sana…
“ia, tapi kali ini ia tak akaan sendiri,  tapi bakal ditemani dengan gadis pisang epe…..”